Saturday, October 10, 2009

Ejakulasi Dini Tak Berarti Mandul

Kegelisahan istri berusia 35 tahun ini lengkap sudah. Selain tak kunjung hamil karena suami mengalami gangguan sperma, ia juga sulit orgasme karena suaminya ejakulasi dini. Adakah kaitan antara ejakulasi dini, orgasme, kesuburan, dan kehamilan? Tinggalkan informasi yang keliru!

"Saya berumur 35, suami 40 tahun. Kami sudah lima tahun menikah, tapi belum dikaruniai anak karena suami ejakulasi dini. Suami sudah diperiksa sperma, hasilnya tidak subur. Tertulis oligoasthenoteratozoospermia. Suami sudah diberi obat, tapi hasilnya belum ada dan spermanya tetap cepat keluar. Saya sangat jarang bisa puas saat berhubungan seks.

Yang mau saya tanyakan, apa arti sperma seperti di atas? Mengapa saya belum juga hamil? Apa mungkin saya bisa hamil kalau suami masih tetap ejakulasi dini? Apa mungkin saya bisa hamil kalau jarang mencapai orgasme? Bagaimana caranya agar saya bisa lebih sering merasakan orgasme dan juga agar bisa hamil?"

L.B., Semarang

Perlu periksa fisik
Agar terjadi kehamilan, kesuburan suami dan istri harus baik. Selain itu, tidak ada gangguan pada organ reproduksi sehingga sel spermatozoa dapat membuahi sel telur, kemudian tertanam di dalam rahim.

Kalau proses pembuahan tidak terjadi atau kalau proses tertanamnya hasil pembuahan di dalam rahim terganggu, kehamilan juga tidak terjadi. Kehamilan hanya terjadi kalau hubungan seksual dilakukan saat subur istri, yang terjadi sekali dalam kurang lebih sebulan.

Dari pemeriksaan sperma suami diketahui jumlah sel spermatozoa, gerakan, dan bentuknya tidak normal. Karena itu, kehamilan terhambat. Sayang, Anda tidak mencantumkan seberapa jauh terganggunya jumlah sel spermatozoa, persentase gerakan normalnya, dan berapa persen yang berbentuk normal.

Tentu perlu diketahui lebih jauh apa penyebab gangguan sperma itu. Diperlukan pemeriksaan fisik yang benar terhadap suami. Tanpa pemeriksaan fisik, tidak mungkin diketahui apa penyebab gangguan kesuburan. Boleh jadi ketidakberhasilan pengobatan karena penyebabnya tidak diatasi. Jadi pengobatan yang telah diterima perlu dievaluasi dokter Anda, apakah sudah benar atau tidak.

Informasi salah

Mengenai ejakulasi dini, sebenarnya tidak ada kaitan dengan hambatan kehamilan, kecuali tergolong berat. Ejakulasi dini berat berarti sudah terjadi sebelum penis masuk ke dalam vagina.

Kalau suami Anda mengalami ejakulasi dini berat, wajar bila kehamilan terhambat. Sebaliknya, kalau ejakulasi dini termasuk ringan atau sedang, yaitu sperma masih dapat masuk ke vagina, tidak akan menghambat terjadinya kehamilan.

Dalam masyarakat memang masih beredar informasi salah bahwa pria yang ejakulasi dini berarti tidak subur dan tidak mampu menghamili. Padahal, tidak ada hubungan antara ejakulasi dini (asal bukan yang berat) dengan terhambatnya kehamilan.

Dengan kata lain, ejakulasi dini bukan indikator pria mengalami gangguan kesuburan. Kalau Anda mengalami hambatan orgasme, itu jelas disebabkan suami mengalami ejakulasi dini. Karena itu, suami harus mendapat pengobatan ejakulasi dini. Diharapkan Anda bisa lebih lama melakukan hubungan seksual sehingga terjadi orgasme.

Yang perlu ditekankan, tidak ada pengaruh antara tidak terjadinya orgasme dengan tidak terjadinya kehamilan. Jadi kalau kesuburan suami dan Anda baik, kehamilan dapat terjadi walaupun Anda tidak orgasme.

Sebaliknya, meski Anda selalu orgasme, bila kesuburan suami terganggu, kehamilan pasti terhambat. Sekali lagi, ejakulasi dini bukan berarti tidak subur. Ejakulasi dapat diatasi dengan baik sehingga mampu mengontrol ejakulasi dan kehidupan seksual menjadi lebih baik. Di pihak lain, gangguan kesuburan pria juga dapat diatasi, tergantung penyebabnya dan sejauh mana terjadinya kerusakan organ reproduksi.

Konsultasi seksologi dijawab oleh Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, SpAnd.

http://cyberman.cbn.net.id/cbprtl/images/elements/_spacer.gif

 

Sumber: Senior

 

Saat Gairah Sex Wanita Menurun, Pria Harus Agresif

Bila membicarakan tentang gairah seksual, kaum pria menganggap bahwa
hubungan seksual lebih menjurus kepada kebutuhan fisik semata, hal ini yang
menyebabkan pria lebih mudah terangsang.

Berbeda dengan wanita yang menganggap bahwa hubungan seksual adalah momen
mencurahkan rasa cinta dan sayang kepada pasangan, itu dikarenakan kaum
wanita perasaannya lebih halus daripada pria.

Pada umumnya, gairah seksual pada wanita yang berusia diatas 30 tahun tidak
bisa diharapkan terus membara, adakalanya meredup seiring dengan
bertambahnya usia.

Apalagi bagi wanita dengan tugas ganda, pagi hari harus mengurus anak dan
suaminya sebelum berangkat bekerja, seusai pulang bekerja biasanya dia harus
menidurkan anaknya terlebih dahulu. Kondisi seperti ini yang membuat wanita
kehabisan energi sehingga malas melakukan hubungan seksual.

Apapun yang menjadi faktor penyebab turunnya gairah seksual, kuncinya adalah
kesabaran.

Untuk membangkitkan gairah seksual yang sudah menurun, hal yang harus
dilakukan oleh pria adalah mencari tahu dalam kondisi yang bagaimana wanita
mau melakukan hubungan seksual.

Jadi intinya, jika gairah seksual mulai menurun jangan dibiarkan terus
menerus, karena dapat menjadi bom waktu yang suatu saat dapat meledak.

Mengantisipasinya dengan cara membicarakan kendala yang dirasakan lalu
bicaralah dari hati ke hati, karena hubungan yang indah tidak akan berjalan
dengan baik kalau salah satunya pasif. (Aya/Berbagai sumber)


Sumber: Berita8 dotcom

Tuesday, October 6, 2009

Pria Jerman Terburuk dalam Bercinta

London - Pria Jerman dinilai sebagai yang terburuk dalam hal percintaan, termasuk untuk urusan ranjang. Sebaliknya, pria Spanyol dinilai sebagai pria terhebat dalam hal tersebut.

Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan situs www.OnePoll.com yang bertanya kepada para wanita dari 20 negara. Demikian dilansir Telegraph, Kamis (1/10/2009).

Pertanyaan yang diajukan kepada sekira 15 ribu responden wanita itu berkisar pada kemampuan pria dalam bercinta di ranjang. Tak hanya itu, para wanita juga harus memberikan alasan mengenai penilaiannya.

Berbagai alasan diungkapkan para responden untuk menjawab pertanyaan. Pria Jerman berada di urutan atas dari yang terburuk dengan alasan memiliki bau badan yang menyengat saat bercinta, sedangkan pria Inggris dinilai terlalu malas untuk bercinta.

Kebanyakan pria Inggris membiarkan wanita 'bekerja' sendirian saat di ranjang. Selain itu, pria Swedia menempati urutan ketiga karena dicap sebagai pria yang terlalu ingin buru-buru dalam melakukan hubungan seks.

Pria Belanda, yang menempati urutan empat, tidak disukai para wanita karena terlalu 'kasar' dalam bercinta, dan pria Amerika dianggap terlalu mendominasi saat berhubungan.

"Hasil ini membuka mata ratusan pria di seluruh dunia," kata juru bicara www.OnePoll.com.

Sementara itu, wanita menyukai pria-pria dari Spanyol, Italia, dan Brasil untuk melakukan hubungan.

Lalu bagaimana dengan pria Indonesia? Sayangnya tidak disebut dalam hasil survei itu.

Pria Terburuk dalam Bercinta

1. Jerman
2. Inggris
3. Swedia
4. Belanda
5. Amerika
6. Yunani
7. Wales
8. Skotlandia
9. Turki
10. Rusia

Pria Terbaik dalam Bercinta
1. Spanyol
2. Brasil
3. Italia
4. Prancis
5. Irlandia
6. Afrika Selatan
7. Australia
8. Selandia Baru
9. Denmark
10. Canada (stf)

http://cyberman.cbn.net.id/cbprtl/images/elements/_spacer.gif

 

Sumber: Okezone