Friday, June 20, 2008

Gangguan Seks Berat: Depresi!

 
 
Gangguan Seks Berat: Depresi!

Menurunnya bahkan terganggunya aktivitas seksual Anda tak hanya berkaitan dengan fisik semata. Masalah psikologis bisa menjadi pemicu utama terjadinya kegagalan fungsi seksual. Sayangnya, masalah psikologis kurang mendapatkan perhatian, sehingga orang sering mengabaikan masalah tersebut.

Pakar-pakar seks menyatakan, beberapa masalah psikologis berkaitan dengan gangguan seksual. Di antaranya, depresi, kecemasan, serta rasa takut gagal dalam berhubungan seksual. Umumnya masalah psikologis ini kebanyakan dialami oleh pria yang berusia kurang dari 40 tahun. Bahkan jumlahnya mencapai 70 persen!

Seorang pria yang mengalami depresi, ada kecenderungan hubungan seksual dengan pasangannya akan terganggu. Ini biasanya ditandai dengan libido yang turun, bahkan tidak ada sama sekali. Gangguan yang terjadi dalam pikirannya, mengalihkan segala hasrat dan rangsangan seksual yang diterimanya.

Akibatnya, kualitas hidupnya pun menurun. Apalagi, aktivitas sehari-harinya juga cenderung mengalami gangguan. Jenis masalah psikologis inilah yang biasanya menimbulkan gangguan seksual dalam jangka panjang. Berhati-hatilah!

Ada juga permasalahan yang bernama Ansietas. Tak beda jauh dengan depresi, kecemasan juga bisa menyebabkan gangguan seksual. Tanda-tandanya mirip dengan gangguan yang diakibatkan depresi, yaitu libido turun. Hanya saja, gangguan seksualnya bersifat sementara. Sebab, begitu sumber kecemasannya diatasi, maka gangguan seksualnya juga bisa diatasi.

Masalah psikologis yang tidak kalah penting adalah masalah perkawinan. Jika di dalam perkawinan tersebut ada suatu masalah, maka hubungan seksualnya juga akan terganggu. Salah satunya, perasaan takut gagal dalam bersenggama. Biasanya hal tersebut dipicu oleh ketidakpuasan oleh pasangan. Misalnya, istri yang marah-marah karena tidak bisa dipuaskan oleh si suami. Pada hubungan seksual selanjutnya, bisa muncul rasa takut gagal pada si suami. Akibatnya, suami bisa jadi tidak bisa ereksi.

Sebaliknya, hal tersebut juga bisa terjadi pada si istri. Yakni, ketika sang suami protes karena tidak bisa merasa puas dengan hubungan seksual bersama sang istri.

Dukungan. Untuk menangani berbagai masalah psikologis ini, hal terpenting yang dibutuhkan adalah dukungan dari pasangannya. Misalnya saja ketika suami atau istri kita sedang mengalami masalah. Baik itu depresi atau kecemasan, maka pasangannya harus mencoba memahami masalah tersebut dan tidak terlalu menuntut kebutuhan seksualnya.

Selain pengertian, baik si istri atau suami harus memberikan dukungan kepada pasangannya untuk mencari pengobatan. Bukannya malah dituntut yang macam-macam. Tanpa dukungan dari pasangan, si suami atau istri akan mencoba menyelesaikan permasalahannya dengan caranya sendiri. Mungkin salah satu yang terparahnya adalah mencari selingkuhan atau kesenangan seksual secara komersial.

Jika pada akhirnya si suami atau istri berhasil melakukan hubungan seksual dengan orang lain, maka energi dan cintanya akan terpusat pada orang tersebut. Jika berkelanjutan, maka rasa cinta dan energi pada pasangannya perlahan-lahan akan mati. Hal inilah yang harus dihindarkan.

Karena itu, suami atau istri dituntut untuk peka terhadap segala perubahan yang dialami oleh pasangannya. Segala perubahan sikap atau kebiasaan dapat menjadi pertanda ada masalah. Itulah yang harus dicermati. Dengan mencermati kondisi-kondisi tersebut, selain bisa membantu mengatasi gangguan seksual pada pasangan, juga bisa menyelamatkan perkawinan.
Sumber: CBN

No comments:

Post a Comment