Tuesday, November 24, 2009

Kehilangan Hasrat Bercinta? Ini Penyebabnya!

Jakarta - Menurunnya libido sehingga tak berhasrat lagi melakukan hubungan
seks, banyak terjadi pada perempuan. Apa sih penyebabnya?

Kehilangan hasrat untuk berhubungan seks pada perempuan tidaklah permanen.
Nantinya beberapa perempuan akan menemukan hasratnya sendiri. Namun ada juga
yang memerlukan bantuan ahli medis.

Seperti detikhot kutip dari netdoctor, Rabu (18/11/2009), ada dua faktor
penyebab menurunnya libido yaitu, faktor fisik dan faktor psikologi.

Penyebab pada faktor fisik di antaranya pengaruh alkohol, narkoba, sakit
diabetes, efek dari obat (terutama obat penenang), hiperprolaktinemia
(meningkatnya kadar hormon prolaktin diatas kadar normal) dan kelainan
hormon lainnya.

Periode setelah melahirkan juga menjadi faktor hilangnya rasa ingin
berhubungan seks. Hal ini terkait dengan perubahan hormonal yang terjadi
setelah melahirkan. Setelah melahirkan banyak perempuan yang terlalu lelah
untuk berfikir tentang seks. Ada juga yang trauma pada kehamilan sehingga
malas untuk berhubungan intim.

Sedangkan untuk faktor psikologis, yang menjadi penyebab kehilangan hasrat
untuk berhubungan seks adalah depresi, stres, keletihan, kecemasan,
pelecehan seksual atau pemerkosaan pada masa lalu, lesbian, masalah yang
serius dengan pasangan dan kondisi hidup yang sulit (misalnya satu atap
dengan mertua).

Selain karena faktor fisik dan psikologis yang sudah disebutkan di atas, tak
sedikit orang berpikir kalau menopause juga bisa menyebabkan turunnya
libido. Pandangan tersebut ternyata tidak tepat.

Menopause tidak menyebakan kehilangan hasrat bercinta. Hal ini memang
bertentangan dengan mitos yang ada. Kenyataannya, setelah menopause banyak
perempuan yang merasa jauh lebih seksi dan bisa lebih sering mendapatkan
orgasme ketika bercinta.

Nah, kini Anda sudah tahu apa saja yang membuat hasrat seks menurun. Jika
masalah-masalah di atas belum bisa diatasi, coba kunjungi dokter ahli yang
dapat diajak bicara tentang masalah Anda. Apabila perlu dilakukan sejumlah
tes, lakoni saja.

Selain dokter, yang jauh lebih penting untuk mengatasi problem seks Anda
adalah dukungan dan pengertian dari pasangan.

(Angga Firmanza /eny)

Sumber: detikcom

No comments:

Post a Comment