Friday, November 6, 2009

Ketika Cinta Bersemi di Kantor

Jakarta - Si dia sering curi-curi pandang dari mejanya dan mengirimkan pesan-pesan singkat yang membuat Anda tersenyum. Anda pun menjadi penasaran dan menebak-nebak jangan-jangan dia menaruh perhatian.

Kisah cinta memang dapat terjadi dimana saja, apalagi di kantor, tempat berkumpulnya orang-orang yang mungkin sedang mencari jodohnya masing-masing.

Hampir 8 jam rata-rata seorang bekerja di kantor bahkan kadang lebih. Berdasarkan Center for WorkLife Policy yang dikutip detikHealth, Rabu (1/7/2009) dari Yourtango, seorang pekerja umumnya menghabiskan waktu bekerja di kantor lebih dari jam kerja yang seharusnya. Menurut survei tersebut, pekerja lajang lah yang lebih banyak demikian.

Janet Lever, PhD, profesor sosiologi dari Universitas California, Los Angeles yang telah mempelajari masalah seks selama 25 tahun mengatakan kantor merupakan tempat yang paling populer untuk menemukan pasangan hidup, setelah kampus.

Hal tersebut dibenarkan pula oleh antropolog, Helen Fisher yang memimpin penelitian-penelitian berbau seks. "Memang terdapat hubungan antara kehidupan modern sekarang di kantor dengan kisah percintaan atau nuansa romantis," ujarnya.

Bekerja menjadi sumber semangat seseorang ketika ada yang sangat perhatian di tempat bekerja. Semangat pun akan terus terpompa dan senyum pun akan selalu mengembang.

Bagaimana tidak? Anda bertemu dengannya tiap hari, satu tim dengannya, mengerjakan tugas bersama, makan siang bersama dan bercanda bersama. Hampir seharian Anda menghabiskan waktu dengannya. Hubungan kerja yang diselipi kisah cinta pun akhirnya membuyarkan batasan-batasan kerja.

"Sangat menyenangkan ketika ada seseorang yang mengerti beratnya pekerjaan kita, tapi terkadang apa yang kita obrolkan justru lebih banyak soal pekerjaan," ujar Kristine (31), yang bertemu pasangannya, seorang reporter sebuah surat kabar AS, di kantornya.

Bekerja lebih lama di kantor berarti juga berkurangnya waktu di rumah. Umumnya mereka yang mencari pasangan di kantor, mencari pula seseorang yang dapat menemaninya pulang bersama.

Berdasarkan Romance Survey tahun 2007, sebanyak 23% pekerja memiliki suami atau istri yang juga bekerja di tempat yang sama agar bisa meluangkan waktu lebih banyak dengan pasangannya.

Mempunyai pasangan sekantor memang sah-sah saja, karena si dia dapat menambah semangat kerja Anda. Dengannya, Anda dapat berbagi informasi, memecahkan masalah dan mungkin dibuatkan kopi.

Tapi ingat, hubungan Anda jangan terlalu vulgar tidak perlu semesra dan sehangat pasangan di luar kantor pada umumnya. Ingat, Anda sedang berada di kantor dan bisa menjadi pusat perhatian bahkan gunjingan oleh rekan-rekan kantor lainnya jika tidak dapat membatasi diri. Kelebihan pasangan sekantor dibanding dengan yang tidak sekantor mungkin karena mereka dapat mengerti lebih baik emosi pasangannya dalam kebutuhan profesional kerja. Pasangan sekantor mengerti betul beratnya beban pekerjaan yang Anda hadapi dibanding pasangan atau suami-istri di rumah atau tempat lain yang mungkin kurang memberi perhatian terhadap masalah pekerjaan Anda.

Namun tidak selamanya orang yang selama ini dekat dengan Anda, harus menjadi pasangan Anda. Angela (32) menceritakan persahabatannya yang dalam dengan partner kerjanya, Brian di sebuah perusahaan periklanan.

"Kami menjadi dekat karena seringnya bertemu dan melihat satu sama lain selama 5 hari dalam seminggu. Hari-hari saya sepertinya kurang sempurna jika saya tidak membicarakan segala sesuatunya dengan Brian. Lucunya, kita justru tidak pernah bertemu satu sama lain di luar kantor, meskipun mungkin ia sedang berkencan dengan salah satu teman saya," ujar Angela.

Namun Tina B. Tessina, PhD, seorang psikiater spesialis hubungan di California mengingatkan, memiliki pasangan sekantor dapat menjadi masalah ketika mereka mulai mengikat Anda sangat kuat dan menjadi overprotective sebelum menjalani ikatan pasangan yang resmi nantinya.

http://cyberman.cbn.net.id/cbprtl/images/elements/_spacer.gif

 

Sumber: detikcom

 

No comments:

Post a Comment