Beijing - Mungkin, Inilah salah satu festival paling gila. Bila saja festival ini diadakan di Indonesia, kemungkinan besar tak ada satupun sponsor maupun panitia yang bakal berani membiayai dan menggelarnya. Pemerintahpun pasti menolak memberi ijin.
Lain lagi dengan Pemerintah China. Tahun ini, Kota Ghuanzhou di China menjadi tuan rumah Festival Budaya Seks ke-7, yang menampilkan berbagai hal berkaitan dengan pendidikan seks, serta pameran peralatan yang berbau seks.
Ketika Zhang Feng pertama kali menulis naskah buku debutannya tentang seks, The ABC's of Sexual Relationship, pada 1997, istrinya mengunci rapat-rapat naskah itu di laci. Belakangan naskah itu pun diterbitkan.
"Bicara soal seks, itu pekerjaan saya," ujar Zhang, 58 tahun, Direktur Komisi Keluarga Berencana dan Populasi Provinsi Guangdong.
Meski bukunya dianggap tabu, Zhang tak kapok. Pada 2003 malah namanya mendadak ngetop dalam semalam. Gara-garanya ia menggelar festival bertema seks, yang kini digelar tiap tahun.
"Ini proyek bawah tanah," ujarnya di sela-sela pergelaran tiga hari Festival Kebudayaan Seks Guangzhou, seperti dilansir harian China Daily.
"Seks itu ibarat makanan," ujar pria yang dikenal dengan nama Kakak Feng ini. Karena itu, ia bersyukur dengan pergelaran tersebut karena kini warga menjadi terbuka matanya tentang seriusnya masalah seks.
"Kini masyarakat tahu bahwa seks bukan cuma pornografi, tapi juga berperan penting dalam keharmonisan keluarga, perkawinan, dan kehidupan sosial."
Sunday, November 7, 2010
Festival Kebudayaan Seks Guangzhou
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment