Sunday, November 7, 2010

Penyebab Depresi Masa Lalu: Kesetanan Sampai Kurang Seks

Jakarta - Pada zaman dahulu penderita depresi sering mengalami siksaan ganda akibat ketidaktahuan orang tentang gangguan mental tersebut. Selain menderita secara psikologis karena penyakitnya itu, ia juga harus menerima hukuman secara fisik.

Hukuman diberikan karena pada masa lalu orang menganggap depresi sebagai akibat dari kuasa setan. Namun sebaliknya, peradaban yang lain menilai depresi punya kaitan dengan kehidupan seksual sehingga justru disarankan untuk lebih sering berhubungan seks. Baru pada ilmu kedokteran moderen penyebab depresi diluruskan yang kebanyakan karena stres dan ketidakmampuan mengelola gejolak dalam diri.

Dikutip dari Health, Kamis (4/11/2010), berikut penyebab depresi yang pada masa lalu sangat diyakini.

1. Kelebihan empedu hitam
Ilmu kedokteran dari peradaban Yunani kuno mengenal 4 cairan utama dalam tubuh manusia, yakni darah, dahak, empedu hitam dan empedu kuning. Teori yang dikembangkan bapak kedokteran Hippocrates mengatakan kelebihan produksi empedu hitam yang antara lain dipicu oleh trauma bisa menyebabkan ketidakseimbangan, lalu menyebabkan depresi atau bahkan epilepsi.

2. Pusing (kepala serasa melayang)

Pada masa kejayaan Plato, depresi dianggap sama seperti gejala pusing atau kepala serasa melayang. Oleh karena itu cara mengobatinya adalah dengan memberi beban di kepala, antara lain yang cukup populer adalah meletakkan helm baja milik pimpinannya yang cukup berat di kepala pasien.

3. Produksi sperma menurun
Teori bahwa menurunnya produksi sperma merupakan pemicu depresi dicetuskan oleh ilmuwan kuno dari Yunani, Philagrius. Oleh karena itu ia mengobatinya dengan madu, jahe dan royal jeli. Teori ini lemah karena sama sekali tidak dapat menjelaskan depresi yang dialami perempuan.

4. Jarang berhubungan seks
Orang-orang Yunani pada zaman dahulu boleh dikatakan beruntung jika didiagnosis mengalami depresi. Resep pengobatannya saat itu adalah berhubungan seks sebanyak-banyaknya, sebab konon salah satu pemicu depresi adalah kurangnya gairah seks meski sebenarnya hal itu justru merupakan akibat dari depresi.

5. Dirasuki setan
Theolog Yunani, St Agustine menyebut depresi sebagai hukuman Tuhan bagi orang berdosa, atau dengan kata lain tanda bahwa seseorang sedang dikuasai setan. Karena itu tak heran jika pada masa itu penderita depresi justru didenda, dihukum atau bahkan dibuang dan diasingkan.

6. Watak seniman
Pada masa Renaissance, masyarakat memandang depresi dari sudut yang lebih positif dibandingkan zaman Yunani kuno. Depresi dianggap sebagai ekspresi yang indah, sebab pada masa itu karya seni bertema penyiksaan banyak menampilkan wajah-wajah yang murung.

7. Simbol kesejahteraan dan kecerdasan
Masih di era Renaissance, depresi juga dianggap sebagai penyakitnya orang pandai dan orang kaya. Semakin banyak berpikir, orang-orang pada masa itu makin tampak murung. Demikian juga kalangan aristokrat yang memiliki harta berlimpah ruah biasanya juga tampak murung.

8. Kepribadian antisosial

Masyarakat Inggris di abad pertengahan menganggap penderita depresi sebagai manusia-manusia yang gagal menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Akibatnya bukan pengobatan yang didapat para penderita, melainkan hukuman seperti kurungan atau bahkan penyiksaan di muka umum. (AN Uyung Pramudiarja/ir)

http://cyberman.cbn.net.id/cbprtl/images/elements/_spacer.gif

No comments:

Post a Comment