Friday, June 25, 2010

Faktor Penentu Kepuasan Seks

Kehidupan seksual suami istri di awal pernikahan pastilah menggebu-gebu. Tapi bila anak telah lahir, istri kelihatan gemuk, aktivitas seksual menjadi menurun. Sang suami beralasan melihat istrinya dia tidak tertarik lagi karena istri tampak gemuk dan kurang merawat diri. Berbeda dengan istri yang enggan melakukan aktvitas seksual karena terlalu lelah mengurus anak-anak dan rumah.

Suatu hubungan seksual lebih daripada suatu kegiatan fisik yang mempersatukan pasangan suami-istri, tetpi juga merupakan refleksi dari keseluruhan hubungan perkawinan. Sebenarnya permasalahan di atas bukanlah karena istri atau suami tidak bisa memuaskan kebutuhan seksual pasangannya tetapi karena adanya komunikasi yang kurang baik diantara mereka yang akhirnya mengurangi kenikmatan hubungan seks.

Sebenarnya ada 4 faktor penentu yang perlu dikembangkan dalam keharmonisan satu dengan yang lain. Pria dan wanita memang memiliki kebutuhan seksual yang berbeda. Seorang istri bila ditanya bagaimana perasaannya bila tahu ia tidak akan bisa berhubungan seks lagi dengan suaminya, hampir semua wanita akan mengatakan tidak apa-apa, itu tidak terlalu penting.

Berbeda bila pertanyaan tersebut diajukan pada seorang pria. Mereka akan mengatakan “tidak mungkin”. Seks bagi mereka adalah kebutuhan utama seperti makanan. Perbedaan tersebut karena adanya hormon testoteron pada pria yang menggairahkannya secara seksual. Seorang suami akan sangat frustrasi bila saat ia meminta berhubungan badan, istrinya tidak bersedia karena terlalu lelah.

Faktor-faktor penentu kepuasan seks suami-istri :

1.Hubungan akrab dengan pasangan (verbal intercourse).

Sisihkanlah waktu beberapa jam sehari untuk bercakap-cakap dengan pasangan dan menanyakan aktivitasnya hari itu. Melalui percakapan seorang istri merasa dirinya tetap diperhatikan suaminya dan dia tidak keberatan bila suami meminta seks karena kebutuhannya untuk didengarkan telah terpenuhi. Di saat itu Anda perlu meninggalkan segala persoalan kantor, telepon, televisi dan dengarkanlah dengan cermat apa yang dikatakan pasangan Anda. Hubungan akrab akan membantu tercapainya seks yang istimewa.

2.Hubungan emosional yang akrab dengan pasangan (emotional intercourse).
Ini terutama bagi para wanita. Mereka merupakan kaum yang lebih mementingkan perasaan. Sering wanita lebih terbawa emosi dalam menanggapi sesuatu. Sebagai pasangan suami-istri, seharusnya tetap mempertahankan apa yang sering dilakukan sewaktu pacaran misalnya memberikan bunga meskipun bukan peristiwa istimewa; mengatakan “Saya sayang kamu” ; memuji pasangan akan kecantikannya dan kesuksesannya dalam melakukan sesuatu. Kaum pria pun memerlukan pujian bukan saja wanita. Semakin banyak sepasang suami-istri berbicara dengan melibatkan emosi yang mendalam, menjadikan hubungan seksual mereka semakin kaya dan memuaskan, menjadi romantis.

3.Hubungan fisik yang akrab (physical intercourse).
Maksud dari hubungan fisik yang akrab adalah menyentuh, membelai, mencium pasangan. Dengan sentuhan, tubuh akan mengeluarkan bahan kimia, endorphin, yang memberikan efek menyenangkan dan menyembuhkan baik yang disentuh maupun yang menyentuh. Sentuhan bagi sepasang suami istri merupakan ungkapan cintanya bagi pasangan. Penelitian telah menunjukkan anak-anak, binatang, orang sakit menunjukkan perkembangan yang lebih pesat bila dengan teratur disentuh, dibelai. Sentuhlah pasangan anda minimal 8-10 kali sehari, anda akan merasakan kedekatan satu sama lain.

4.Hubungan spiritual yang akrab (spiritual intercourse).
Maksud kalimat tersebut adalah adanya keakraban di antara suami-istri yang menjalankan ibadatnya bersama. Suami istri yang beribadat bersama akan merasakan kedekatan satu sama lain di mana Tuhan hadir disaat mereka berdua beribadat dan memperkuat tali pernikahan mereka.

Keempat faktor tersebut bila telah terpenuhi diantara suami-istri, kehidupan seksual mereka bukan lagi hanya untuk memuaskan suaminya saja tapi merupakan refleksi hubungan yang baik dan saling mengisi.

No comments:

Post a Comment