Monday, September 8, 2008

Istri Lebih Senang Tidak Berhubungan Seks

 
Seksologi: Istri Lebih Senang Tidak Berhubungan Seks

Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi

Ada wanita yang usai melahirkan gairah seksualnya hilang, tapi yang lain justru semakin besar. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Apa saja? Dapatkah suami berharap dapat melakukan hubungan seks setiap hari pada istri yang gairahnya pudar?

Kasus:

"Saya seorang suami berumur 34 tahun. Istri saya berusia 30 tahun, melahirkan enam bulan yang lalu. Kami menikah dua tahun yang lalu. Sejak melahirkan, dia menunjukkan perubahan drastis. Sebelum hamil, istri memang tidak pernah minta melakukan hubungan seks. Dia tidak pernah memulai, saya yang selalu memulai dan meminta. Waktu itu kami masih sering melakukannya. Namun, pada saat hamil, istri sering menolak melakukan hubungan seks bila saya menginginkan. Setelah melahirkan lebih-lebih lagi, dia baru bersedia sekali melakukan hubungan seks, yaitu seminggu lalu. Itu pun ingin agar saya cepat selesai. Pertanyaan saya, apakah setelah melahirkan gairah seksual wanita bertambah atau justru berkurang? Mengapa istri saya justru tidak bergairah dan cenderung lebih senang tidak melakukan hubungan seks? Usaha apa yang dapat saya lakukan untuk memulihkan gairah istri agar kembali seperti
dulu? Apakah normal bila saya ingin melakukan hubungan seks setiap hari?"

(M.L, Semarang)


Jawaban:

Banyak Sebab

Baik selama hamil maupun setelah melahirkan, dorongan seksual wanita tidak selalu sama.

Selama hamil, sebagian wanita justru meningkat dorongan seksualnya. Sebaliknya, sebagian lain mengalami penurunan dorongan seksual, khususnya mereka yang menderita keluhan seperti muntah berlebihan, muntah, dan tekanan darah meningkat.

Demikian juga setelah melahirkan. Sebagian wanita mengalami penurunan dorongan seksual karena alasan tertentu, tapi sebagian justru meningkat. Wanita yang setelah melahirkan mengalami penurunan dorongan seksual, penyebabnya antara lain kesibukan dan perhatian berlebihan terhadap bayinya. Belum lagi kalau harus melakukan pekerjaan rumah tangga yang lain. Apalagi kalau dia seorang wanita karier. Jadi, kesibukan sangat tinggi sehingga menekan gairah seksual.

Penyebab lain adalah trauma melahirkan yang secara psikis menghambat dorongan seksualnya atau munculnya penyakit dan gangguan tertentu akibat melahirkan. Apalagi kalau selama proses melahirkan dan sesudahnya terjadi gangguan yang berpengaruh buruk, baik secara fisik maupun psikis. Selain itu, kalau sebelum melahirkan wanita tidak dapat menikmati kehidupan seksualnya, setelah melahirkan dorongan seksualnya tertekan atau bahkan hilang sama sekali.

Sebaliknya wanita yang setelah melahirkan mengalami peningkatan dorongan seksual, penyebabnya antara lain merasa hubungan seksualnya telah menghasilkan sesuatu yang indah, yaitu lahirnya bayi yang diharapkan. Selain itu, penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan memberikan perasaan lebih tenang dan tidak takut segera hamil lagi, sehingga lebih bebas mengekspresikan dorongan seksualnya.

Wanita yang dorongan seksualnya menurun setelah melahirkan, langkah pertama untuk mengatasinya ialah mengetahui dulu penyebabnya. Kalau penyebabnya adalah kesibukan yang berlebihan, inilah yang harus diatasi. Kalau keadaan itu disebabkan oleh trauma melahirkan, ya trauma ini harus diatasi dulu.

Demikian juga bila muncul penyakit atau gangguan akibat melahirkan, ini juga harus diatasi. Namun, kalau penyebabnya adalah kehidupan seksual sebelumnya tidak menyenangkan, masalah inilah yang harus diatasi. Tanpa mengetahui penyebab, suami tidak akan dapat berbuat apa-apa.

Kesepakatan Istri
Kalau Anda ingin melakukan hubungan seksual setiap hari, bisa saja itu merupakan sesuatu yang normal.

Frekuensi hubungan seksual dipengaruhi oleh dorongan seksual, rangsangan seksual yang diterima, keadaan kesehatan tubuh, dan faktor psikis. Kalau semua faktor tersebut baik dan mendukung, frekuensi hubungan seksual menjadi sering.

Sebaliknya, kalau faktor tersebut tidak mendukung apalagi menghambat, frekuensi hubungan seksual menjadi jarang. Meski begitu, satu hal yang harus dipikirkan berkaitan dengan frekuensi hubungan seksual yang sering adalah kesepakatan dengan istri.

Andaikata istri merasa frekuensi hubungan seksual terlalu sering, sebaiknya suami dapat mengerti. Sebaliknya, bila frekuensi hubungan seksual dirasakan terlalu jarang oleh istri, suami juga harus memahami.

Dalam kehidupan seksual, kepentingan bersama suami istri harus selalu menjadi pertimbangan utama Jadi, bukan hanya kepentingan suami saja, seperti yang terjadi pada banyak kehidupan suami istri.

Masalahnya, apakah istri Anda juga menginginkan dan dapat menikmati hubungan seksual setiap hari? Cobalah berkomunikasi dengan istri, menanyakan mengapa terjadi perubahan seperti itu. Paling tidak, Anda dapat mengetahui apa yang terjadi dengan istri.

Saya sarankan istri Anda berkonsultasi lebih jauh untuk mengetahui apa penyebab perubahan itu, sehingga bisa mendapat pengobatan yang benar @
Sumber: Senior

No comments:

Post a Comment