Friday, December 25, 2009

Kenapa Perempuan Enggan Bercinta?

Tiba-tiba Anda enggan menanggapi ajakan pasangan untuk 'intim' bersama. Bukan karena bosan atau sedang malas, tapi mungkin saja disebabkan beberapa hal yang membuat Anda enggan bercinta.

1. Pil KB
Beberapa perempuan menyadari gairah seksualnya menurun setelah mengonsumsi pil KB (bahkan alat KB lainnya, seperti cincin KB). JUga mereka yang mengonsumsi obat antidepresan.

2. Menyusui
Ditengarai hormon prolaktin yang dikeluarkan saat ibu sedang menyusui bayinya bisa menurunkan minat seksual. Tak aneh jika lalu Anda memilih menjauh dari pasangan saat menyusui si kecil.

3. Kurang Tidur
Sebagian besar perempuan merasa lebih baik tidur cukup daripada melakukan hubungan seks.

4. Stress
Terbebani masalah pekerjaan, 'crash' dengan atasan atau rekan kerja yang menyebalkan, masalah keuangan rumah tangga, keluarga atau isu penting lainnya yang membuat tekanan hidup makin meningkat. Terkadang hal ini membuat sebagian dari perempuan menganggap seks bukanlah solusi efektif untuk mengatasi masalah dan lebih baik menjauh sementara dari pasangan.

5. Bertengkar
Saat menghadapi pertengkaran dengan pasangan, umumnya perempuan akan menolak melakukan hubungan seks sebelum masalah tuntas.

6. Hormon Rendah
Hormon testosteron memang bertanggung jawab dalam memunculkan gairah bercinta, baik pada laki-laki maupun perempuan. Jika hormon di tubuh kita ini menurun, libido pun pasti ikutan menyusut.

7. Level Keintiman
Tak mampunya mencapai fantasi dan teknik bercinta yang lebih tinggi daripada pasangan bisa menjadi alasan yang kerap muncul pada perempuan sehingga enggan bercinta.

8. Hormon SHBG Tinggi
Seperti juga pada kaum lelaki, kadar sex hormone globulin (SHBG) yang tinggi pada perempuan juga bisa menyebabkan menurunnya gairah seksual.

9. Tidak Percaya Diri
Perempuan yang menilai dirinya sama sekali tak menarik bagi pasangan pasti akan menanamkan anggapan itu dalam pikirannya. Ini tentu saja akan memunculkan sikap tubuh yang begatig, yang merugikan dirinya sendiri.

Beberapa masalah di atas memang dapat diselesaikan dengan membaca buku tentang seks, menenangkan jiwa, dan komunikasi terbuka dengan pasangan. Namun, sebagian lain memilih meminta bantuan pakar seksologi atau seks terapis.

(prmpn/maya)

No comments:

Post a Comment