Tuesday, February 16, 2010

Jangan Remehkan Seks si Tua

Montreal - Usia senja identik dengan tubuh yang penyakitan dan kemampuan seks yang menurun. Memang benar tubuh si tua tidaklah sebugar si muda, tapi untuk kehidupan seks dan kesehatan mentalnya, si tua ternyata lebih unggul.

Jadi jangan dikira cinta akan pupus seiring bertambahnya usia. Psikolog Kanada menyebutkan itu adalah mitos. Justru pasangan tua memiliki cinta yang lebih kuat ketimbang pasangan muda karena kehidupan seksnya lebih memuaskan.

Berdasarkan hasil tes kebahagiaan the Spanier Dyadic Adjustment Scale terhadap 508 orang, pasangan di atas 65 tahun memiliki skor yang lebih tinggi (120) daripada pasangan muda (114) dalam kriteria kepuasan seksual, komunikasi, kekuatan cinta dan fungsi kebersamaan.

Peneliti menduga faktor kebersamaan menjadi faktor paling penting setelah pasangan memasuki usia lanjut, terutama jika sudah pensiun.

"Pasangan tua akan punya waktu lebih banyak untuk melakukan hal bersama-sama, seperti bulan madu kedua saja," ujar Gilles Trudel, profesor psikologi dari University of Quebec Montreal seperti dikutip dari Digg, Senin (15/2/2010).

Trudel juga mengatakan bahwa pasangan tua memiliki tingkat pemahaman tentang seks yang lebih kuat daripada pasangan muda. Semakin tua pasangan, bukan berarti kehidupan seks pun semakin berkarat.

"Ada mitos yang salah selama ini yang menyebutkan kehidupan seks di usia lanjut akan mengalami penurunan kualitas. Hal ini membuat pasangan muda menjadi ketakutan menghadapi masa depan. Padahal itu tidak benar, semakin tua seseorang, kekuatan cinta dan mentalnya lebih besar," tutur Trudel.

Menurut Trudel, ketika memasuki usia lanjut, kehidupan seksual akan mengalami transformasi. Pria akan mengalami disfungsi ereksi dan wanita kehilangan cairan lubrikasinya. Tapi keadaan itu justru membuat keduanya saling mengerti mentalnya lebih kuat.

"Lagipula mereka masih bisa mendapatkan kepuasan dari pengobatan medis. Tapi yang paling penting dalam menjaga hubungan adalah jangan pernah memotong pembicaraan pasangan, dengarkanlah lebih banyak dan jangan pernah yakin tahu apa yang ingin ia katakan karena dengan begitu Anda akan merasa omongannya tidak penting, dan dari situlah keretakan hubungan dimulai," jelas Trudel.
(fah/ir)

 

Sumber: detikcom

 

No comments:

Post a Comment