Sunday, October 31, 2010

Penyebab Seksomnia Ternyata Keturunan

Jakarta - Penderita seksomnia akan melakukan aktivitas seks saat tidur alias tidak sadar. Penderitanya akan melakukan aktivitas mulai dari kadar mengganggu hingga kriminal. Ternyata perilaku seperti ini adalah keturunan alias dari gen.

Perilaku seksomnia atau Sexual Behaviour in Sleep (SBS) mulai dari yang ringan sampai berat adalah mengganggu (seperti melakukan erangan seksual yang keras), berbahaya (melakukan masturbasi merugikan) atau bahkan kriminal (melakukan kekerasan seksual atau pemerkosaan).

Gangguan tidur ini dilakukan si penderita di luar kesadarannya. Umumnya gangguan ini dialami oleh laki-laki. Tapi selama ini, penyebab pasti dari gangguan ini belum diketahui. Hanya saja ada dugaan bahwa alkohol dan obat tidur berpengaruh pada gangguan tidur seksomnia.

Namun, bukti bahwa seksomnia diturunkan melalui gen diungkapkan oleh para ilmuwan dari Victoria University. Hal ini berawal dari sebuah kasus yang ditemukan oleh Gerard Kennedy, seorang profesor psikologi Victoria University.

Kennedy memiliki seorang pasien pria yang sering mengalami seksomnia dan melakukan hubungan seksual dengan istrinya tanpa sadar. Gangguan tidur ini ternyata menurun pada anak laki-lakinya yang mulai beranjak dewasa.

"Ini bisa menjadi kasus pertama di dunia di mana kita bisa melihat bahwa seksomnia diturunkan dalam keluarga," jelas Gerard Kennedy yang juga menjadi pakar gangguan tidur selama 16 tahun, seperti dilansir Medindia, Kamis (28/10/2010).

Menurut Kennedy, kedua pria tersebut mulai mengalami seksomnia sekitar 50 sampai 70 menit setelah tertidur, ketika berada pada tahap pertama tidur sebelum tahap mimpi dimulai.

"Kedua pria itu kasar dan tidak memperhatikan kenyamanan pasangannya. Mereka tidak bisa dihalangi, bahkan kadang mereka berteriak dan memukul," jelas Kennedy.

Kedua penderita seksomnia tersebut juga memerlukan benzodiazepine short-acting, yang berfungsi sedatif atau obat penenang untuk menghentikan perilaku gangguan tidur seksomnia tersebut.

Kennedy menjelaskan bahwa gangguan ini terjadi karena bagian dari otak yang mengontrol gerakan bertahap 'mati' saat tidur pada anak yang mulai tumbuh menjadi remaja. Itulah sebabnya banyak anak yang keluar rumah atau berjalan saat tidur.

Kennedy akan mempresentasikan kasus yang tidak biasan ini di Australasian Sleep Conference di Christchurch, hari Sabtu 30 Oktober 2010. (Merry Wahyuningsih/ir)

No comments:

Post a Comment