Saturday, November 1, 2008

Menuju "O" Berkali-kali...

 

 
Menuju "O" Berkali-kali...

Oleh: DR. Ferryal Loetan, ASC&T, SPRM, MKES-MMR, Konsultan Seks, di Jakarta.

Kata orgasme amat sering disebut ketika bicara seputar seks. Namun, apakah kita sudah benar-benar memahaminya?

Perkembangan terapi dan pelatihan aktivitas seksual membuat orgasme tak hanya seperti ejakulasi pada kaum laki-laki. Seperti dialami kaum perempuan, orgasme pada laki-laki bisa berlangsung berkali-kali dalam sekali hubungan.

"Makasih, honey,” bisik mesra Dhanty pada suaminya, Kendy, yang berbaring di sisinya. Wajahnya berbinar, namun penuh tanda tanya. Sungguh ia tidak menyangka bisa mendapatkan sensasi luar biasa saat bercinta dengan suaminya malam itu. Dalam sekali berhubungan seksual, ia bisa mencapai orgasme sampai lima kali!

“Sayang, kok hebat sekali sih malam ini” kata Dhanty kemudian. Ditanya begitu, Kendy cuma tersenyum-senyum. Ia juga tampak begitu bahagia bisa memberikan kebahagiaan lebih bagi istrinya. Hal yang selama ini belum pernah dia lakukan.

Malam itu Kendy memang berubah menjadi suami yang berbeda di atas ranjang. Keterampilan olah asmaranya sanggup membuat istri tercintanya mencapai orgasme berkali-kali. Semula ia mencoba menahan diri untuk tidak membuka rahasia kepiawaiannya berolah cinta. Namun, ia tak tahan.

“Dhanty, buku ini lo rahasianya kenapa saya bisa membuat kamu berkali-kali ‘dapet’,” ujar Kendy akhirnya berterus terang sembari mengambil buku dan lad meja di samping tempat tidur. Buku yang baru dibelinya itu berisi antara lain tentang kiat membuat istri “melayang” di ranjang. Sembunyi-sembunyi ia membaca buku itu, sebelum akhirnya mencoba mempraktikkannya malam itu.

Rupanya, Dhanty menyimpan “dendam” ingin membalas prestasi suaminya di ranjang. Diam-diam dia baca juga buku itu ketika suaminya tidak sedang di rumah. Dan situ pula akhirnya ia tahu, ternyata lelaki pun bisa mengalami multiorgasme. Dengan penuh kesungguhan, ia pelajari metode bagaimana agar suaminya juga dapat merasakan orgasme bertubi-tubi seperti dirinya. Namun, rupanya metode itu harus dipelajari bersama dengan orang yang ahli.

Maka di akhir pekan berikutnya, didukung istrinya, Kendy mengunjungi seorang konsultan seks untuk mempelajari ilmu itu. Dua bulan berikutnya, pria bugar ini pun ikut “berguncang” saat berhubungan intim seperti yang dirasakan Dhanty.


Apa kunci keberhasilan mereka sehingga dapat membuat pasangannya “bergetar hebat”?

LEWAT LIMA FASE

* Ibarat mendaki gunung, suatu saat kita akan mencapai puncak sebelum akhirnya turun gunung. Begitu pula ketika melakukan aktivitas seksual, dalam hal ini hubungan seksual (intercourse). Ada titik puncak atau kulminasi yang kita kenal sebagai orgasme.

Ketika berhubungan seksual sampai tuntas, sebenarnya kita melewati lima fase yang biasa disebut respons seksual. Mulai dari fase perangsangan (excitement), fase mendatar (plateau), fase orgasme, fase refraktori, dan fase resolusi.

Pada fase perangsangan, stimulasi dapat terjadi pada aspek psikis maupun tisik. Fase ini dimulai sejak seseorang terangsang atau mulal dirangsang. Pada saat itu terjadi peningkatan ketegangan otot, denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan.

Fase mendatar berlangsung sejak akhir perangsangan hingga terjadinya orgasme. Bila tidak ada gangguan, baik psikis maupun fisik, biasanya seseorang akan mendapatkan orgasmenya setelah melewati fase mendatar ini.

Kemudian ketika masuk fase refraktori, diberi perangsangan sedahsyat apa pun, seseorang biasanya tidak akan merasa mendapat stimulasi secara seksual. Lamanya masa refraktori sangat bervariasi. Bisa beberapa menit sampai beberapa jam atau hari, tergantung banyak faktor, misalnya saja usia dan intensitas perangsangannya.

Lamanya fase ini juga berbeda pada pria dan wanita. Pada wanita umumnya bisa berlangsung sangat singkat, sehingga orgasme bisa terjadi sampai beberapa kali (multiple orgasm) dalam sekali bercinta dengan suami. Fase refraktori biasanya lalu diikuti fase resolusi di mana tubuh akan kembali pada keadaan semula dan mengalami relaksasi.

Katau disederhanakan dalam periodisasi, hubungan seksual terbagi menjadi tiga periode saja. Yakni periode perangsangan atau pemanasan (foreplay), hubungan seksual (sexual intercourse), dan periode afterplay (cooling down).

Ketiga periode itu seyogianya ada dalam setiap aktivitas seksual. Ini berlaku bagi setiap pasangan, baik pasangan baru maupun lama. Sebab, periode yang lengkap dibutuhkan demi hasil dan kualitas hubungan seksual yang baik. Kalaupun ingin melakukan hubungan seksual yang cepat (quick sex), ketiga periode itu tetap harus dilewati. Hanya saja, waktunya mungkin lebih pendek, tidak seperti ketika melakukan hubungan seksual biasa.

DIAKHIRI RELAKSASI

* Bentuk orgasme, pada pria maupun wanita, terbagi menjadi dua. Orgasme fisik dan orgasme psikis.

Orgasme fisik ditandai dengan beberapa kondisi seperti terjadinya kekejangan pada otot tubuh tertentu, adanya peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung. Kekejangan akan disertai dengan relaksasi dan otot-otot tubuh itu, terutama otot di sekitar alat kelamin. Khusus di sekitar alat kelamin terjadi perubahan yang khas. Kalau pada wanita biasa terjadi pembengkakan di daerah labia mayor dan minor, juga sekitar klitoris yang biasanya mengeras. Hal ini terjadi karena makin banyaknya darah yang mengumpul di sekitar daerah itu. Pada saat titik puncak, proses ketegangan akan semakin cepat, sehingga saluran vagina akan terasa seperti berdenyut-denyut. Kemudian, keadaan ini akan diikuti fase relaksasi, saat otot dan jaringan yang menegang itu kembali melemas dan mulai rileks.

Pada laki-laki, orgasme sering disertai dengan keluarnya air mani (ejakulasi). Dulu sering disebutkan, pria hanya akan terpuaskan kalau telah ejakulasi. Namun, orgasme pada masa kini bisa tidak disertai dengan ejakulasi dan baru terjadi pada saat orgasme yang terakhir. Bagaimana multiple orgasm ini dapat dirasakan, nanti kita bicarakan lebih khusus lagi.

MINIMAL TUJUH MENIT

* Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan orgasme untuk setiap individu tidak selalu sama. Namun, dan pelbagai penelitian disimpulkan, ada waktu minimal yang dapat dijadikan standar untuk menentukan kemampuan seseorang normal atau tidak.

Pada pria waktu minimal yang dibutuhkan untuk bertahan sejak penetrasi ke dalam vagina hingga terjadinya ejakulasi yakni tujuh menit. Bila waktu itu tidak dapat dipertahankan, berarti seorang pria dikatakan tidak normal. Keadaan ini disebut ejakulasi dini atau terlampau cepat (ejakulasi prematur).

Mengapa tujuh menit, arena waktu tujuh menit itu berhubungan dengan kemampuan wanita untuk mendapatkan orgasme. Dari penelitian yang sama disebutkan, dalam tujuh menit sejak penetrasi, seorang wanita dapat mengalami orgasme. Jadi, seorang pria harus bisa mempertahankan ereksi minimal tujuh menit sebelum ejakulasi. Namun, itu bukan angka mutlak. Pria yang punya banyak pengalaman dan dapat mengontrol emosinya, apalagi pria yang memiliki stamina yang baik serta otot dasar panggul yang terlatih, akan sanggup mempertahankan ereksinya lebih lama. Bahkan ada pria yang mampu bertahan lebih dari satu jam melakukan coitus (hubungan seksual secara langsung).

Sebaliknya, wanita tidak mudah mencapai titik puncak itu. Mereka butuh perangsangan yang cukup sebelum memulai hubungan seksual yang sebenarnya. ltulah sebabnya, setiap kali diperlukan foreplay, yang memang ditujukan bagi kepentingan pihak wanita. Ibarat mobil, wanita itu mesin diesel yang memerlukan pemanasan lebih lama untuk dapat siap “bekerja”.

Wanita yang telah mengalami orgasme pertamanya akan dengan mudah mendapatkan orgasme berikutnya, bahkan dalam jumlah banyak. Pernah ditemukan seorang wanita yang mengalami 40 kali orgasme dalam satu kali hubungan. Bahkan di Irlandia pada 1990-an pernah ditemukan seorang wanita yang mendapatkan multiple orgasm hingga hampir 75 kali dalam satu waktu!

Berbeda dengan pria. Bila telah mengalami orgasme disertai ejakulasi, ia perlu waktu untuk beristirahat agar bisa ereksi kembali dan memulai hubungan seksual lagi. Lamanya waktu istirahat sangat bervariasi, tergantung pada kondisi tubuh dan tentu saja usianya. Pria muda hanya butuh waktu beberapa menit, sedangkan pria yang sudah berumur perlu beberapa jam - bahkan kadang beberapa hari.

Namun, dengan adanya penemuan-penemuan baru, termasuk latihan khusus bagi pria, saat ini dimungkinkan seorang pria mengalami orgasme lebih dari satu kali. Orgasme yang terjadi adalah orgasme yang tidak disertai ejakulasi, karena cairan sperma baru keluar pada orgasme yang terakhir. Tentu, hal ini tidak mudah dilakukan.

KUNCINYA, ZONA SENSITIF

* Dibandingkan dengan wanita, terjadinya orgasme pada pria lebih sederhana. Sebab, siklus yang terjadi begitu sederhananya.

Dimulai dari rangsangan atau perangsangan pada alat kelamin, lalu rangsangan ini dikirim ke otak, kemudian otak memerintahkan bagian-bagian bersangkutan untuk mengeluarkan air mani, dan terjadilah ejakulasi.

Pada wanita keadaannya lebih rumit walaupun sebenarnya wanita lebih mudah mencapai orgasme.

Ada tiga titik yang dapat menyebabkan seorang wanita mendapatkan orgasme. Pertama, perangsangan di daerah sensitif tubuhnya yang letaknya bukan di alat kelamin. Tempat-tempat ini sering disebut zona sensitif, misalnya daerah sekitar bibir dan dalam mulut, daerah leher, sekitar payudara terutama pada putingnya, serta sekitar panggul dan pinggul.

Ada juga peneliti yang menambahkan bahwa ada daerah khusus di dalam anus wanita yang bila dirangsang juga dapat menghasilkan orgasme. Itu sebabnya, anal seks sekarang juga berkembang sebagai variasi dalam pasangan heteroseksual. Walau banyak dikatakan, orgasme yang terjadi dengan perangsangan di sekitar daerah ini kurang begitu maksimal, hal ini tetap perlu diketahui.

Titik berikutnya tentu saja klitoris. Daerah sensitif di sekitar alat ini bila mendapat rangsangan dapat dihasilkan orgasme yang sangat baik. Orgasme ini disebut orgasme klitoral. Orgasme ini sering dicapai oleh para remaja putri yang belum punya pasangan tetap dengan cara melakukan masturbasi (merangsang diri sendiri).

Titik terakhir yang dapat menghasilkan orgasme pada wanita adalah daerah disebut G-Spot. Letaknya di sepertiga dalam vagina, di bagian anterior dari dinding vagina. Daerah ini merupakan kumpulan saraf sensoris yang sensitif terhadap rangsangan seksual. Perangsangan yang dilakukan pada G-Spot akan menghasilkan orgasme yang maksimal bagi wanita.

Memang, tidak hanya penis yang dapat merangsang kawasan ini tapi juga bagian lain dari tubuh pasangan, misalnya jari tangan atau lidah. Bahkan ada pasangan yang melakukan khusus untuk merangsang daerah ini dengan alat bantu seks (sextoy) seperti dildo atau vibrator. Namun, tingkat perangsangan yang terjadi tentu tidak sama pada setiap wanita.

Pria yang berpengalaman tentu paham betul cara menghasilkan orgasme yang maksimal bagi wanita pasangannya . Bila setiap titik itu bisa menghasilkan puncak kenikmatan (orgasme) yang hebat, bayangkan seandainya ketiganya digabung. Tiga puncak kenikmatan bengabung menjadi satu! Itulah rahasia Kendi hingga membuat Dhanty istrinya mencapai multiorgasme.

Ihwal orgasme ini, muncul istilah bahwa orgasme yang terjadi pada wanita adalah keadaan mati sesaat - ia tidak sadar akan kejadian di sekelilingnya. Jangankan keadaan sekeliling; ibarat ada bom meledak di dekatnya pun, mungkin ia tidak akan menyadarinya. Fantastis, memang.

Bagaimana dengan kaum Adam?

Ada anggapan, pria akan sulit mengalami orgasme beberapa kali dalam satu hubungan seksual. Namun, kenyataannya saat ini teknik untuk mencapai itu bisa dilakukan dan telah banyak dipraktikkan.

Berbeda dengan wanita, orgasrne pada pria lebih sering atau hampir selalu disertai dengan ejakulasi. Dalam teknik melakukan multiple orgasm pada pria, orgasme yang terjadi tanpa disertai ejakulasi. Baru pada orgasme terakhir yang disertai keluarnya air mani.

Teknik ini bisa dipelajari dengan cara melatih otot dasar panggul. Tidak mudah Untuk memahami dan mengerti teknik latihan ini Namun, kalau sudah tahu, akan mudah sekali untuk melaksanakannya. Bila teknik ini sudah dikuasai, seorang pria bisa mengharapkan mengalami orgasme berkali-kali. Bahkan bisa sampai lebih dari 10 kali, dan baru pada orgasme terakhir disertai keluarnya air mani. *
Sumber: Senior

No comments:

Post a Comment