Wednesday, November 12, 2008

Sang Juara Sejati

 

Paulus Subiyanto, Pendiri Lembaga Pemberdayaan Relasi Suami-Istri "New Life Institute" di Bali Apakah kau pernah mengikuti seleksi yang sangat ketat? Misalnya,

seleksi untuk masuk ke sekolah favorit, ikut lomba atau kejuaraan tertentu, rekruitmen kerja, dan lainnya. Berapa perbandingan antara jumlah peserta dan peluang diterima?

 

Atau, menurutmu seleksi apa yang paling ketat? Akademi Fantasi Indosiar? Putri Indonesia? Bahkan Miss Universe atau Olimpiade? Ambil contoh AFI, audisi tahap pertama saja diikuti 2.000 pendaftar, dan yang terseleksi 20 orang, artinya perbandingannya 100:1. Kemudian dari 100 peserta disaring lagi tinggal 3 orang, artinya

perbandingan 33:1, selanjutnya setiap konser gugur satu peserta.

 

Bagaimana dengan Miss Universe, anggaplah dalam pemilihan tahap provinsi kira-kira dari 500 peserta dipilih 1, kemudian untuk tingkat nasional kira-kira 25:1, tingkat dunia jika semua negara mengirim 1 berarti anggaplah 150:1. Kau mungkin berdecak kagum dengan proses seleksi yang sangat ketat seperti itu, dan pantas

untuk mengagumi Sang Juara.

 

Sekarang coba perhatikan: dalam setiap kopulasi atau persetubuhan antara laki-laki dan perempuan, si laki-laki akan mengalami ejakulasi dengan menyemprotkan kurang lebih satu sendok makan sperma ke dalam vagina perempuan. Dalam sperma tersebut terkandung puluhan, bahkan ratusan juta spermatozoid (benih) baik yang berjenis “x” maupun “y”. Dari jutaan benih tersebut mereka bersaing ketat untuk bisa mencapai sel telur yang ada di dalam rahim perempuan, bayangkan seperti lomba lari maraton yang diikuti seluruh penduduk Indonesia!

 

Yang sering terjadi, tak satu pun bisa keluar sebagai juara, artinya dalam persetubuhan tersebut tidak terjadi pembuahan alias tak terjadi kehamilan. Ratusan juta peserta semuanya gagal mencapai garis finish! Nah, jika sampai terjadi pembuahan, itu artinya hanya ada SATU yang keluar sebagai juara, artinya terjadi seleksi ratusan juta dibanding satu! Maha Giga Seleksi yang dahsyat, bukan? Proses seleksi tidak berhenti di situ, sel benih yang bersatu dengan sel telur masih sangat rawan dan rentan terhadap segala gangguan eksternal: makanan yang dikonsumsi ibu, obat-obatan, kondisi kejiwaan, kesehatan dan keletihan badan ibu sangat menentukan apakah proses bisa berlanjut atau tereliminasi di tengah jalan alias ‘keguguran’. Kalau bintang AFI menjalani masa karantina selama 3 bulan, calon Juara Sejati membutuhkan waktu sekitar 9 bulan lebih!

 

Proses seleksi belum berakhir: Pernahkah kau pindah rumah? Pindah sekolah? Pindah keria? Butuh waktu dan energi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Sekarang bayangkan, kehidupan dalam rahim ibu itu seperti di Firdaus, aman terlindung, segala kebutuhan terpenuhi. Nah, tiba-tiba kau harus pindah ke tempat yang penuh kuman, polusi, panas matahari, hiruk pikuk, bahkan kejahatan selalu mengancam setiap saat, yakni kehidupan di muka bumi ini. Wow, ibarat kau harus pindah dari satu planet ke planet lain! Tak heran jika angka kematian bayi tetap tinggi. Seleksi terus berlanjut, kau harus menyesuaikan diri dengan tempat baru, bertahan dari serangan penyakit, tubuh mengalami pertumbuhan sebagai makhluk hidup (proses hominisasi), namun juga terjadi proses perkembangan mental, emosional, dan spiritual (humanisasi), sebagai makhluk yang berbeda dari yang lain kau disebut homo sapiens (makhluk bijak) sehingga potensi-potensi kemanusiaanmu pun terus berkembang.

Ketika usiamu memasuki belasan tahun, kau mengalami perubahan-perubahan secara fisik maupun psikis. Seksualitasmu mulai muncul dan mewarnai kehidupanmu, daya seksual itu semakin kuat dan kadang kala mencengkeram dan mendorong perilakumu begitu dahsyat. Di dalam dirimu sedang terjadi proses reaksi kimia yang luar biasa sehubungan dengan seksualitas. Jika kau seorang remaja, kau sudah lolos dari seleksi yang mahaketat, namun kini kau masih harus melewati ujian yang tak kalah dahsyatnya, yakni berenang di tengah samudra seksualitasmu untuk menuju pulau kebahagiaan yang didambakan setiap manusia.

 

Pertanyaannya: setelah kau lolos sebagai Sang Juara Sejati dengan mengalahkan jutaan pesaing dan melewati tahap-tahap yang sangat kritis, apakah kau akan menjadi pecundang di masa muda ini dengan menyerah kalah pada dorongan seksualmu? Dorongan seksual memang kuat luar biasa, namun ingat bahwa kau adalah Sang Juara Sejati yang sudah teruji! Pertahankan medali kejuaraan itu sebagai makhluk bijak nan cerdas sehingga kau akan keluar sebagai pemenang dalam hidup ini.

 

Smart Sex akan mengajakmu membangun kekuatan yang bersumber dari dirimu sendiri untuk menjadi pemain yang jempolan dalam permainan dan pergolakan seksual dalam dirimu. Seks memang bukan untuk main-main, karenanya kau mesti cerdas dalam menghadapinya agar tetap dapat memegang kendali dalam setiap permainan yang melibatkan seksualitasmu. Akal budi adalah peranti untuk menundukkan gejolak nafsu dan dorongan emosi yang kekuatannya tidak bisa dianggap enteng. Seperti seorang penunggang kuda yang cerdas, kau harus bisa mengendalikannya untuk membawamu kemana arah yang hendak dituju.

 

Kaulah yang menentukan arah, bukan kuda yang kau tunggangi. Lebih jauh lagi, seleksi yang terjadi dalam penciptaan manusia sebagaimana diuraikan di atas benar-benar melampaui akal sehat (1 :200.000.000), mustahil itu hanya peristiwa alam atau kebetulan belaka, ada hands behind yang ikut campur. Dengan kata lain, kau

lahir di dunia ini bukan kebetulan atau sembarangan, kau pantas dan dipilih serta dihendaki oleh Sang Kehidupan untuk hidup di planet bumi ini. Pernahkah kau sadari kenyataan itu? Sekarang saatnya kau sadari dan merasakan betapa dirimu berharga. Seleksi ketat dalam rangka memilih Sang Juara menggunakan sarana dan cara yang melibatkan seksualitas, dengan demikian kau pun mesti menghargai dan menghormati seksualitasmu, menghadapinya dengan cerdas sehingga membawa dirimu ke tujuan hidup yang sesungguhnya, yakni bertumbuh menjadi manusia dewasa yang bertanggungjawab.

 

Latihan:

Duduklah dengan tenang...

Rasakan seluruh tubuh...

Sadari seksualitasmu sebagai laki-laki atau perempuan...

Apakah kau bangga sebagai laki-laki atau perempuan?

Sadarilah bahwa kau diciptakan dan dipilih sebagai laki-laki atau perempuan...

Syukuri apa pun keadaan seksualitasmu saat ini

Itulah yang terbaik untukmu

(Smart Sex)

No comments:

Post a Comment