KEKERASAN dalam pacaran? Yang bener aja! Di mana-mana yang namanya pacaran khan buat seneng-seneng, isinya cinta-cintaan, rayu-rayuan, saling menunjukkan perhatian, memberi support, dan sebagainya. Emang-nya ada pacaran yang isinya tonjok-tonjokan? Kalau kamu berpikiran begitu, berarti kamu ketinggalan zaman.
Sekarang semakin banyak kasus yang berkaitan dengan tindak kekerasan, muncul dalam pacaran. Jadi yang namanya pacar, yang mestinya mencintai, melindungi, dan sebagainya, malah sering merongrong kita, melakukan kekerasan baik fisik maupun mental, dan malah membuat kita menderita.
Siapa sih yang biasa jadi korban beginian? Jangan bosen dengan jawaban: perempuan. Lagi-lagi perempuan yang menjadi korban kekerasan. Laki-laki juga bisa menjadi korban kekerasan dalam pacaran, cuman "untungnya" jumlahnya sedikit. Alasannya, ya sekali lagi karena laki-laki menganggap perempuan lemah dan penurut.
Sebenarnya apa sih yang dimaksud kekerasan dalam pacaran? Perilaku atau tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan atau pacaran bila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung, dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan pasangannya, baik dalam hubungan suami-istri atau pada hubungan pacaran.
Kadang hal ini banyak yang menyangkal, apa ada kekerasan dalam pacaran? Apa pun yang dilakukan orang dalam pacaran, itu khan atas dasar suka sama suka, awalnya saja dari ketertarikan, enggak lucu dong kalo sampai muncul kekerasan. Tetapi jangan salah, kasus kekerasan dalam pacaran memang ada dan ini juga bukan lelucon. Memang, kasus-kasus kekerasan dalam pacaran ini kurang terekspose, so enggak heran kalo masih banyak yang enggak percaya. Nah biar enggak penasaran, kita simak apa sebenarnya makhluk yang bernama kekerasan dalam pacaran ini.
Suatu tindakan dikatakan kekerasan bila sampai melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Bila yang melukai adalah pacar kamu, maka ini bisa digolongkan tindak kekerasan dalam pacaran. Tindakan melukai secara fisik, misalnya dengan memukul, bersikap kasar, perkosaan, dan lain-lain.
Sedangkan melukai secara psikologis, misalnya bila pacarmu suka menghina kamu, selalu menilai kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, cemburu berlebihan, dan sebagainya. Namun, bentuk kekerasan yang paling sering terjadi adalah kekerasan seksual bisa berupa pelecehan seksual secara verbal maupun fisik, memaksa melakukan hubungan seks, dan lain sebagainya.
Menghadapi kekerasan dalam pacaran sering lebih sulit bagi kita, karena anggapan, orang pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati, sayang, dan perasaan-perasaan positif lainnya. Sehingga, kalau pacar kita marah-marah dan membentak atau menampar kita, kita pikir karena dia lagi capek, lagi kesal, bad mood atau mungkin karena kesalahan kita sendiri, sehingga dia marah. Hal klasik yang sering muncul dalam kasus kekerasan dalam pacaran adalah perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa "pantas" diperlakukan seperti itu.
Pikiran seperti "ah mungkin karena saya memang kurang cantik, sehingga dia sebel", atau "mungkin karena saya kurang perhatian sama dia", "mungkin karena saya kurang sabar" dan lain-lain, sehingga dia jadi "ketagihan" merendahkan dan melakukan terus kekerasan terhadap pasangannya. Waduh, pacaran saja sudah begitu, gimana kalau sudah menikah tuh? [berbagai sumber/ty/foto: istimewa]
No comments:
Post a Comment