Friday, October 10, 2008

Pria Hobi Mengintip Memperoleh Kepuasan Seksual dengan Cara Tak Wajar

 
Pria Hobi Mengintip Memperoleh Kepuasan Seksual dengan Cara Tak Wajar

Satu di antara beberapa penyimpangan seksual yang terjadi pada pria adalah voyeurisme atau senang mengintip. Perilaku aneh atau tidak lazim ini memang didasarkan untuk memuaskan libido si pelaku, entah mengintip wanita dalam keadaan tanpa busana -- misalnya di kamar mandi, toilet, hingga mengintip pasangan yang tengah melakukan hubungan seksual. Kenapa pria bisa punya kebiasaan yang tak lazim ini?

Kebiasaan yang tak lazim mengintip lawan jenis tanpa busana atau bahkan tengah melakukan hubungan intim -- yang dilakukan secara berulang-ulang bahkan ada yang hinga menahun -- memang bukan cerita baru. Di zaman Romawi saja, ada cerita seorang pria yang memiliki hobi mengintip lawan jenis secara berkesinambungan, hingga ia ketahuan suami wanita yang diintip itu, dan tragisnya pria itu diadukan ke pihak berwajib hingga dijebloskan ke penjara.

Seiring bergulirnya waktu, kisah intip mengintip lawan jenis tanpa busana, terus berulang. Sang pelaku -- yang kebanyakan bertipe pendiam danbahkan memiliki rasa rendah diri yang besar pada lawan jenis -- terus melakukan aksinya. Ia malah tak sungkan-sungkan mempelajari kebiasaan orang yang akan diintipnya, hingga secara rapi ia mencari tempat strategis untuk memuaskan nafsunya dengan menyaksikan orang lain tanpa busana.

Berkaitan dengan perilaku menyimpang ini, beberapa tahun lalu mencuat kejadian menghebohkan. Sejumlah artis terkenal -- antara lain Femy Permatasari, Rachel Maryam, Sarah Azhari -- melaporkan produser kasting iklan kepada pihak berwajib, atas peredaran EVC mereka yang tanpa busana, diambil melalui hidden camera. Setelah melalui proses hukum yang cukup panjang dan mengundang kontroversi, pelakunya pun akhirnya mengakui perbuatannya dan ditangani pihak polisi.

Kepuasan tanpa berhubungan intim
Psikolog Harry Susianto PhD menjelaskan, voyeurisme (dalam dunia kedokteran dikenal sebagai skopofilia) merupakan dorongan yang tidak terkendali untuk secara diam-diam mengintip atau melihat lawan jenis yang sedang telanjang, melepas pakaian atau melakukan kegiatan seksual. Dijelaskan, penderit amemperoleh kepuasan seksual dari situ. Wanita yang diintip biasanya tak dia kenal. Mengintip menjadi cara eksklusif untuk mendapatkan kepuasaan seksual. Anehnya, ia sama sekali tidak menginginkan berhubungan seksual dengan wanita yang diintip. Hanya berhara memperoleh kepuasan orgasme dengan cara masturbasi.

Hal yang mendorong seseorang untuk mengintip lawan jenisnya adalah untuk memuaskan hasrat seksnya, mendapatkan sensasi tersendiri dengan cara mengintip. Namun demikian, lanjut Harry Susianto, karena dilakukan secara berulang-ulang, si pelaku bisa dikatakan 'sakit' -- memiliki semacam kelainan atau penyimpangan seks.

"Mungkin karena si pengintip punya rasa malu, minder, takut menghadapi lawan jenis," ungkapnya. Selain itu, lanjutnya, para pengintip justru banyak yang tergolong cerdas. "Rasa ingin tahunya yang besar, mendorong mereka ingin tahu hal-hal seperti itu," imbuhnya. Lantas bagaimana dengan kehidupan seksual para pelaku yang hobi mengintip ini? Sejauh ini Harry belum pernah melakukan penelitian khusus mengenai kehidupan seks si pengintip termasuk 'berat'. Namun demikian, seperti diungkapkan sebelumnya, mengintip merupakan sasaran utama untuk memuaskan libidonya, tanpa harus melakukan hubungan intim.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, belakangan cara mengintip makin moder, tidak hanya langsung melalui kontak mata, tapi juga dengan menggunakan kamera atau biasa disebut hidden camera. Padahal menurut segi hukum, mengintip, mengambil gambar foto telanjang tanpa ijin dianggap melanggar hukum.

Lantas bagaimana dengan blue film? Menyinggung adanya BF, Harry menganggap menonton film tersebut tidak bisa dibilang mengalami voyeurisme. Karena pemain film itu justru dibayar, berakting untuk memperlihatkan, mempertontonkan hal-hal bersifat erotis, porno, kepada orang banyak.

Sejauh ini, kebiasaan mengintip banyak dilakukan oleh kaum pria. Lantas bagaimana dengan wanita, apakah ada yang mengalami penyimpangan seks seperti itu? Menurut Harry, jarang sekali kaum wanita yang mempunyai hobi mengintip secara berlebihan, kebanyakan kaum pria. Barangkali karena sifat wanita yagn cenderung lebih malu dan kurang memiliki keberanian mengintip bila dibandingkan dengan pria. Lebih jauh Harry mengungkapkan, orang-orang yang mengalami penyimpangan seks dengan cara mengintip itu, tetap bisa disebuhkan dengan terapi khusus, penyembuhan secara psikologis. Namun lama tidaknya penyembuhan tergantung tingkat dan kadar orang-orang yang mengalami 'sakit' seperti itu.
Sumber: Majalah Sartika

No comments:

Post a Comment