Thursday, August 7, 2008

Menaklukkan Gairah Istri yang Melonjak

 
Menaklukkan Gairah Istri yang Melonjak

Hati-hati. Salah satu bentuk ketidakharmonisan rumah tangga bisa terjadi karena ketidakmampuan seksual sang suami melayani kebutuhan istri yang menggebu. Stres, darah tinggi, dll., ikut menjadi penyebab.

Seks merupakan hiburan yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. ltu yang semula dirasakan Revie, 33 tahun. Tapi sejak sang istri, Santi, 3O tahun, selalu menuntutnya untuk melayani kebutuhan senya yang memang 'berlebih', kegiatan menyenangkan ini pun kemudian berubah menjadi siksaan. Apa yang harus dilakukan Revie untuk menaklukkan gairah seks istri yang begitu menggebu!

Ketidakmampuan pasutri untuk mengimbangi "lawannya", kerap kita dengar. Bila keadaan ini terus berlanjut, dua kemungkinan akan tejadi: ketidakpuasan menahun atau hilangnya dorongan seksual akibat kekecewaan tersebut. Sejatinya masalah seksual harus segera ditanggulangi Janganlah malu untuk mengutarakan hal ini kepada ahlinya.

Menurut dr. H. Bambang Sukamto DMSH, Seksolog dan Program Officer On Clinic lndonesia, secara jujur pasutri yang harmonis adalah pasutri yang memiliki keharmonisan dari segi manapun. Mulai dari pandangan dan prinsip hidup yang sama sampai dengan hubungan suamir-istri. Untuk hal terakhir ini menurutnya hanya diketahui oleh pasangan itu sendiri tanpa campur tangan orang lain. Di saat gairah seksual suami mulai menurun, biasanya suami suka mencari berbagai alasan yang berujujung pada konflik.

Dr. Bambang kemudian memberikan penjelasan beberapa hal penting yang harus dimengerti oleh tiap pasangan ketika terjadi ketidakharmonisan, misalnya ketika suami tidak dapat memenuhi nafkah batin istrinya. "Yang terpenting adalah keterbukaan dan komunikasi yang baik antara si suami dan si istri. Jangan malah saling menyalahkan, misalnya si istri menuduh si suami sudah tidak jantan lagi karena tidak mampu mengimbanginya dalam hal seks. Sebaliknya, masalah seperti ini harus diselesaikan bersama-sama, atau kalau perlu datang berkonsultasi ke ahlinya," kata dr. Bambang.

Selanjutnya dokter ini mengungkapkan ada dua bagian terpenting yang menjadi dasar penyebab masalah ini bisa sampai terjadi, yaitu secara fisi dan mental. Penyebab mentaL di antaranya disebabkan oleh stres yang berkerpanjangan dari berbagai sumber, trauma kejiwaan (misalnya: kehilangan orang yang dicintai), dll. Sedangkan penyebab dari fisik di antaranya adanya gangguan seperti darah tinggi, kelebihan kolesterol, lemah jantung, kecelakaan, dll.

"Dari data yang didapat, pada wanita lebih dari S2°% mengalami gangguan seksual di antaranya adanya gangguan saat seseorang kehilangan sama sekali gairah seksnya dan tidak mempunyai kemauan untuk membangkitkannya lagi. Hal ini disebabkan oleh frigiditas/ perlakuan kasar, picik dan tidak adil, trauma seks masa lalu, pemerkosaan, sulit terangsang, sulit orgasme, mengalami gangguan nyeri saat melakukan hubungan ses, dll.

Sedangkan pada pria biasanya hanya disebabkan disfungsi ereksi (impotensi) dan ejakulasi dini. Walaupun demikian wanita dapat lebih tenang dan mengantisipasi masalah ini dibandingkan laki-laki," terang dr. Bambang lagi.

Dorongan seksual seorang wanita yang sedang berlebih merupakan suatu bentu varian dari perilaku seksual. Tapi bila seseorang sudah tidak lagi dapat mengontrol dorongan seksualnya, keadaan seperti ini bisa disebut tidak normal. Nah, jika hal seperti ini dialami oleh pihak istri, ia perlu perawatan intensif.

Hubungan Intim Tidak Wajar
Banyak pasutri melaukan hubungan intim yang tidak wajar. Sedikit mengalami pemanasan, dalam waktu dan suasana yang tidak tepat. Yang kerap tejadi kemudian adalah hubungan intim yang mengecewakan, baik pada salah satu pasangannya maupun keduanya.

Kebanyaan kasusw juga mendeskripsikan bahwa sebagian besar pria selalu ingin terburu-buru melakukan hubungan intim dalam arti yang sebenarnya, yaitu melakukan penetrasi organ vitalnya ke organ vital wanita (coitus) secepat mungkin. Padahal menurut sebuah penelitian, kenimatan ini hanya berlangsung 5% dari keseluruhan nilai yang harus dialaminya. Pemanasan dalam bentuk rangsangan melalui rabaan menduduki urutan pertama kenikmatan, yaitu menempati 55%; sedangkan pemijatan menduduki urutan kedua yaitu 44%. Kegagalan dari proses ini akan menyebabkan tidak fisiologisnya proses hubungan intim, sehingga tejadi disfungsi seksual yang nonorganik. Bila ada kelainan pada organ kelamin dan organ terkait, ini disebut disfungi seksual organik.

Istri Menggebu, Suami Tak Tahu
Ada bebelapa kemungkinan, mengapa istri amat membara hasrat seksualnya, padahal suaminya cukup puas dengan frekuensi dan proses seksual yang dialaminya.

* Permintaan istri yang menggebu, bisa karena dia tidak mencapai orgasme atau misorgasm. Ternyata keadaan ini justru sering dialami istri dan malahan menempati urutan pertama dari keluhan istri, sehingga 60%-90% dari pasturi.

Wajar jika istri selalu menuntut "jatahnya" yang jarang dilunasi oleh sang suami, sehingga sang suami kedodoran untuk memenuhinya. Terkadang dialami oleh beberapa istri yang dituduh oleh suaminya mengalami hiperseks, sehingga dianjurkan untuk beronsultasi kepada ahlinya, bukan suami yang berusaha untuk mengevaluasi diri.

Padahal mungkin saja sang suami menderita ejakulasi dini atau kurang ahli dalam hal rangsangan. Ketidakckapan perilaku seksual menyebabkan suami dengan sengaja mempercepat hubungan intim mencapai yang 5% saja, yaitu hanya lewat coitus. Akibatnya tejadi missorgasm atau nyeri bagi wanita saat melakukan hubungan intim,
karena vagina masih kering.

* Sebuah laporan menyebutan bahwa puncak frekuensi hubungan intim pasutri tertinggi pada suami ialah sekitar umur 30-35 tahun, dan pada istri sekitar 40 tahun. Tetapi, kenyataan di masyarakat tidak demikian. Kerap kali gairah seksual lenyap sebelum waktunya akibat kekecewaan yang dialami. Namun, kemungkinan kecil lain menyatakan wanita mempunyai gairah yang berlebihan. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yaitu kepekaan terhadap hormon atau stimulan lainnya, atau adanya kelainan di otak (pusat seks).

* Ada kelompok wanita yang selalu mampu menikmati hubungan intim, dan senantiasa mencapai orgasme bahkan hingga beberapa kali atau multiple orgasm. Bisa juga dikarenakan suami yang dapat mengimbangi dengan memperpanjang permainan sebelum orgasme, tapi masih dapat mengendalikan diri. Menurut dr. Bambang, pemeriksaan diri secara teratur ke dokter atau psikiater merupakan jalan terbaik memecahan permasalahan ini. Setelah dilakukan analisa dan wawancara maka tahap awal kita dapat mengetahui gejala kejiwaan atau fisik. "Apabila sang istri mengalami hiperseks, tindakan yang harus diambil salah satunya melalui pengobatan intensif oleh ahli jiwa atau psikiatris, karena salah satu gangguan seks yang dialami oleh wanita lebih bersiifat kejiwaan."

Langah selanjumya dilaukan tes laboratorium. Dari hasil tes terebut maka penanganan selanjutnya oleh psikiater melalui penambahan beberapa obat untuk meredakan hiperseksual pasangan. Janganlah membeli obat di luar resep dokter. Obat yang biasa dijual di pasaran seperti viagra belum tentu adalah obat kuat yang dianjurkan oleh psikiater karena banyak obat serupa mengandung khasiat yang dipertanyakan. Lebih lanjut dr. Bambang menjelasan, 90% dari obat-obatan semacam viagra dan sejenisnya belum terbukti berkasiat secara medis bagi ativitas seksual Anda. Pengobatan
intensif selain dengan obat-obatan dapat dilakukan dengan psikoterapi. Penanganan dimulai dari ejukasi maupun rejukasi yang dilihat dari hasil wawancara yang sebeluwya telah dilakukan. Dari hasil tes itulah baIu aan terlihat kondisi yang sebenarnya dan bagaimana cara untuk mengatasinya. INGGRID
Sumber: Male Emporium

No comments:

Post a Comment