Thursday, August 28, 2008

Sifilis akibat Seks Oral makin menjadi-jadi

 
Sifilis akibat Seks Oral makin menjadi-jadi

Banyak orang salah meyakini. Mereka pikir seks oral adalah aman. Padahal, hubungan seks dengan cara ini sudah terbukti bisa menularkan penyakit sifilis. Begitu laporan yang disiarkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDCP) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report, 22 Oktober lalu. Ditambahkan, luka di mulut akibat sifilis, pada gilirannya semakin meningkatkan risiko terkena infeksi HIV.

"Mereka yang dalam jangka panjang tidak terikat hubungan monogami dan melakukan hubungan seks oral, sebaiknya tetap menggunakan pelindung, semisal kondom, untuk mengurangi risiko terkena penyakit seksual menular," kata tim peneliti dari Chicago Department of Public Health yang dipimpin oleh Dr. C. Ciesieski.

Dalam pemantauan yang mereka lakukan, tim itu mendapati bahwa sifilis terus menyebar lewat seks oral. Pola penularan yang mereka pantau sangat berubah dalam periode tahun 1998 hingga 2002. Bila di tahun 1990-an sifilis hanya terjadi pada kaum heteroseksual, sejak 2001 jumlah pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama pria tercatat hampir 60 %.

Antara tahun 2001 hingga 2002 tim yang dipimpin Ciesielsi juga mewawancarai mereka yang terkena sifilis. Hasilnya, lebih dari 14 % kasus penularan sifilis terjadi melalui seks oral. Jumlah ini dilaporkan oleh 20 % gay dan 7 % pria dan wanita heteroseksual. Angka itu belum termasuk penularan yang mungkin terjadi pada saat yang bersangkutan juga melakukan hubungan badan.

Bahayanya, orang dengan sifilis di mulut mungkin tidak memperlihatkan gejala. Luka di mulut lazim disalah mengertikan sebagai sariawan atau herpes. Padahal di dalam luka itu tersembunyi kuman penyakit penyebab sifilis. "Data ini menggarisbawahi perlunya edukasi pada mereka yang aktif secara seksual untuk menghindari sifilis melalui seks oral," tutur peneliti.
Sumber: Senior

No comments:

Post a Comment