Saturday, August 16, 2008

Seksologi: Ejakulasi Terhambat

 
Seksologi: Ejakulasi Terhambat

Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi

Kasus:

"Saya seorang pria berumur 35 tahun. Akhir-akhir ini saya merasa kualitas cairan sperma menurun. Semenjak istri sakit selama 1 bulan, saya merasakan keganjilan pada cairan sperma saya. Hampir satu bulan itu saya tak pernah berhubungan intim dan tidak pernah melakukan onani. Kini sperma saya semakin susah keluar. Meski sudah dirangsang oleh istri 1/2 jam sebelumnya, tetap saja tidak keluar. Pertanyaan saya, apakah cairan sperma yang kurang itu karena satu bulan saya tidak melakukan hubungan seks? Apakah karena saya kekurangan vitamin? Bagaimana mengatasinya? Benarkah untuk sebuah keluarga agar harmonis dan tetap sehat, idealnya hubungan intim dilakukan dua kali dalam seminggu?"

(K.M., Surabaya)

Jawaban:

Salah Anggapan
Saya tidak mengerti mengapa Anda menganggap kualitas sperma Anda menurun. Apa karena semakin sulit mengalami ejakulasi seperti pengakuan Anda?

Keadaan kualitas dan kuantitas sperma hanya dapat diperiksa secara laboratorium dengan bantuan mikroskop. Tanpa pemeriksaan di bawah mikroskop, tidak mungkin mengetahui kualitas dan kuantitas sperma dengan benar. Dengan melihat begitu saja sperma yang keluar, hanya warna, volume, dan bau yang dapat diamati dan diperiksa. Selain itu, diperlukan pemeriksaan di bawah mikroskop oleh pemeriksa yang terampil. Jadi, anggapan Anda saya pikir berlebihan.

Mengenai sperma yang Anda katakan susah keluar, saya pikir tidak ada kaitan dengan kualitas sperma, tidak seperti anggapan Anda. Tidak Anda jelaskan apakah Anda dapat merasakan orgasme atau tidak, di samping tidak dapat mengalami ejakulasi.

Ada pria yang dapat mencapai orgasme, tetapi tidak mengalami ejakulasi. Sebaliknya ada pria yang tidak dapat mencapai orgasme walaupun dapat mengalami ejakulasi.

Seks Oral

Keluhan Anda itu mungkin menunjukkan terjadinya hambatan orgasme sekaligus hambatan ejakulasi. Orgasme baru tercapai kalau Anda menerima rangsangan seksual yang cukup, baik fisik maupun psikis.

Kalau rangsangan seksual tidak cukup diterima, orgasme dan ejakulasi tidak terjadi. Kemungkinan lain, Anda mengalami hambatan dalam memberikan reaksi terhadap rangsangsan seksual, sehingga terhambat mencapai orgasme dan ejakulasi.

Mungkin juga Anda mengalami ejakulasi terhambat sehingga tidak dapat mengalami ejakulasi di dalam vagina. Pria yang mengalami ejakulasi terhambat dapat mengalami ejakulasi dengan cara lain, misalnya dengan masturbasi atau seks oral.

Untuk mengatasi masalah Anda, tentu harus dipastikan dulu apa yang sebenarnya Anda alami. Selanjutnya harus diketahui apa penyebabnya. Penyebab yang ada harus diatasi. Mengenai frekuensi hubungan seksual, itu sangat tergantung kepada kemauan dan kemampuan Anda dan istri. Jadi, tidak harus dibatasi dua atau berapa kali seminggu.

Berapa kali pun hubungan seksual dilakukan, kalau itu sesuai dengan kemauan dan kemampuan kedua pihak, bukanlah masalah. Namun, kalau hubungan seksual dilakukan tidak sesuai dengan kemauan bersama, itu dapat menimbulkan masalah bagi pasangan tersebut. @
Sumber: Senior

No comments:

Post a Comment