Studi tim peneliti Universitas Utah menyimpulkan bahwa orang gemuk berpeluang tiga kali lebih tinggi memiliki sperma berkualitas rendah ketimbang mereka yang berberat badan normal. Studi mencatat, lemak dalam tubuh ternyata berkontribusi menurunkan tingkat testosteron, tapi menaikkan kadar estrogen.
Studi mengkaji pengaruh indeks massa tubuh terhadap kualitas sperma. Peneliti mengevaluasi 390 laki-laki tidak subur selama 2 tahun pernikahan. "Terdapat hubungan yang kuat antara kelebihan berat badan dan berubahnya parameter sperma," ujar peneliti Dr Ahmad O. Hammoud. Lebih jauh, prevalensi jumlah sperma berdasarkan IMT, laki-laki obesitas 3,3 kali risikonya punya sperma kualitas rendah ketimbang laki-laki berat badan normal. Pria obesitas 3,4 kali berisiko memiliki sedikit sperma bergerak progresif dan 1,6 kali berisiko memiliki sperma berbentuk abnormal.
Studi mengkaji pengaruh indeks massa tubuh terhadap kualitas sperma. Peneliti mengevaluasi 390 laki-laki tidak subur selama 2 tahun pernikahan. "Terdapat hubungan yang kuat antara kelebihan berat badan dan berubahnya parameter sperma," ujar peneliti Dr Ahmad O. Hammoud. Lebih jauh, prevalensi jumlah sperma berdasarkan IMT, laki-laki obesitas 3,3 kali risikonya punya sperma kualitas rendah ketimbang laki-laki berat badan normal. Pria obesitas 3,4 kali berisiko memiliki sedikit sperma bergerak progresif dan 1,6 kali berisiko memiliki sperma berbentuk abnormal.
No comments:
Post a Comment