Wednesday, July 2, 2008

Membaca Isyarat Seksual

 

 
Membaca Isyarat Seksual

Tanpa variasi, hubungan intim dalam perkawinan akan menjadi rutinitas yang membuat jenuh. Keharmonisan rumah tangga Anda bisa terancam bahaya. Untuk itula, pasangan suami istri harus belajar untuk menemukan variasi-variasi baru dalam bercinta.

Membuat kode atau bahasa isyarat untuk melakukan hubungan seksual menurut Dr. Ferryal Loetan, ASC & T, Sp.RM,MKes-MMR, konsultan seks dari RS Persahabatan juga merupakan sebuah variasi seks. Bahasa isyarat yang dibentuk oleh masing-masing pasangan bisa menambah keintiman. Isyarat bisa diambil dari pengalaman bersama. Misalnya Anda dan pasangan pernah melakukan hubungan intim di dalam mobil yang diparkir di sebuah lokasi yang diperkirakan cukup aman, namun ternyata seorang hansip datang menghampiri dan hampir menangkap basah Anda dan pasangan jika Anda tak langsung tancap gas. Anda bisa menciptakan kode "hansip yuk sayang" sebagai ajakan berhubungan intim yang hanya diketahui Anda dan pasangan. Kode yang khas seperti itu bisa diutarakan di tempat umum tanpa ada orang lain yang tahu bahwa Anda sedang horny.

ML atau making love merupakan istilah yang banyak dipakai untuk menggambarkan hubungan seksual. Namun, saat ini, bagi orang-orang tertentu, ML disamarkan dengan "mama lemon". Penyamaran ini untuk memerhalus istilah tersebut dan mencegah agar orang lain tak tahu apa yang mereka obrolkan.

Bahasa isyarat tak terbatas hanya kata-kata kesepakatan yang mengandung arti sensual, tetapi juga bisa sikap atau tingkah laku yang bisa memberikan petunjuk adanya hasrat seksual. "Bahasa isyarat merupakan kode-kode yagn wajar yang dilakukan oleh orang awam. Biasanya, kode ini pada setiap pasangan berbeda karena hal tersebut tergantung kesepakatan," ujar Ferryal Loetan.

Kendala
Biasaya, isyarat untuk berhubungan intim berawal dari kaum pria. Hanya sebagian kecil wanita yang mau mengungkapkan keinginannya ini tanpa perasaan sungkan kepada pasangan. Ini terkait dengan budaya kita yaitu budaya timur yang sangat menekankan bahwa istri seharusnya bersikap menunggu. Tidak baik jika wanita yang pertama meminta hubungan intim.

Biasanya, wanita lebih suka mengungkapkan keinginan hasrat seksualnya dengan mengenakan pakaian yang cukup menggoda, semisal dengan pakaian tembus pandang atau lingerie. Tak sedikit pula yang melakukan isyarat dengan meminta dipijat atau mengajak mandi bersama pasangan.

Bagi pria, walaupun awalnya wanita terlalu malu mengatakan apa yang sebenarnya ia inginkan, namun bahasa tubuhnya akan menjadi sebuah petunjuk. Karena itu perhatikan tanda-tanda yang ditujukan tubuhnya sampai ia merasa cukup nyaman untuk mengatakan secara verbal. Cobalah perhatikan bagaimana pasangan Anda merespon sentuhan dan reaksi yang dilakukan.

Isyarat seks sebagai variasi dalam berhubungan intim, tentu saja akan berdampak baik bagi keharmonisan rumah tangga. "Saling mengerti keinginan pasangan lewat bahas tubuhnya akan membuat setiap pasangan menjadi tambah mengenal pasangannya dan akan membuat pasangan menjadi lebih sayang," ujar Ferryal.

Tanpa adanya kesepakatan tentang kode yang bermakna ajakan hubungan intim, Anda tentu harsu mampu mengenal pasangan Anda secara baik. Bisa jadi, saat pasangan Anda minta dipijat, Anda menangkapnya sebagai isyarat untuk berhubungan intim. Padahal ia benar-benar capek, dan tentu saja tidak mood berhubungan intim.

Cara yang terbaik tentu berkomunikasi. Tanyakan kepada pasangan Anda, bagaimana cara ia memberitahu bahwa ia menginginkan hubungan intim. Biasanya perempuan tidak akan memberitahu Anda dengan jelas. Namun anda bisa mengetahuinya sendiri. Cumbulah ia saat sedang menonton televisi atau beri ciuman yang panjang dan lama. Leatkan satu periode hubungan intim, misalnya frekuensi 3 kali seminggu, jadikan sekali seminggu. Teruslah cumbu pasangan Anda di sela-sela waktu yang ada. Jika Anda merasa ia mulai berhasrat, tarik diri secara perlahan dan teruskan aktivitas fisik Anda untuk mencumbunya. Buka mata Anda lebar-lebar, paling lambat di akhir minggu, ia akan memberikan isyarat untuk itu.
Sumber: human health

No comments:

Post a Comment