Selamatkan Pernikahan Sebelum Pernikahan Dimulai
"Hingga kematian memisahkan kita" suatu ungkapan yang
sering diucapkan oleh sepasang kekasih yang sedang
jatuh cinta. Tetapi bagi sebagian pasangan setelah
menikah, ungkapan tersebut berubah menjadi "hingga
perceraian memisahkan kita."
Bagaimana kita dapat membangun suatu pernikahan yang
sukses? Terkadang pasangan lebih memikirkan persiapan
pesta pernikahan yang sempurna daripada rencana
kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan itu.
Padahal yang paling utama adalah kelansungan hidup
pernikahan itu sendiri karena hidup pernikahan
memiliki kesulitan tersendiri. Ada banyak pasangan
mengalami perpecahan karena tidak menyadari titik
rawan pernikahan. Titik rawan itu biasanya timbul dari komunikasi yang
buruk, hal-hal yang berkenaan dengan jenis kelamin dan rohani yang
tidak sehat. Namun kebahagiaan dapat diraih apabila pernikahan itu
memiliki harapan dan pandangan yang positif terhadap kehidupan, memiliki
konsep yang realistis tentang cinta, mampu mengkomunikasikan
perasaan-perasaan, mengerti dan menerima perbedaan jenis kelamin, mampu
mengambil keputusan dan menyelesaikan perselisihan serta memiliki suatu
landasan rohani dan tujuan yang sama. Bagaimana cinta dapat memperkuat
suatu hubungan pernikahan?
Anatomi Cinta
Apakah cinta itu? Cinta tidak mudah dimengerti. Dalam
cinta terkandung kasih sayang dan kemarahan,
kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan
kebebasan. Robert Stenleg, seorang psikologi dari Yale University
telah mengembangkan suatu model segitiga cinta, yaitu salah satu
pandangan yang paling terkemuka yaitu "Cinta bagaikan sebuah segitiga yang
memiliki tiga sisi; gairah, keintiman dan komitmen."
a. Gairah. Sebagai sisi pendorong perasaan untuk
bercinta. Gairah bersifat sensual dan seksual,
ditandai oleh rangsangan biologis dan suatu keinginan
yang besar akan kasih sayang yang dinyatakan secara
fisik.
b. Keintiman. Sebagai sisi emosional. Keintiman
merupakan isi kerinduan hati yang terdalam akan
kedekatan dan penerimaan. Apabila dua orang tidak
saling mengenal secara mendalam, mereka tidak dapat
menyatu dan dipersatukan. Sebab timbulnya cinta
tergantung kepada kedekatan, komunikasi dan saling
berbagi. Sehingga tanpa keintiman, pasangan akan tetap
merasa sendiri, walaupun mereka sudah hidup dalam satu
atap.
c. Komitmen. Sebagai sisi Kognitif dan kemauan.
Komitmen memandang ke masa depan yang tidak kelihatan
dan berjanji akan berada di sana hingga akhir hayat.
Komitmen menjanjikan kepastian dan menjaga cinta
terhadap pasangan, saat gairah menjadi redup.
Tahap-tahap Cinta
Cinta yang menggairahkan pada awal pernikahan tidak
dapat menjamin langgengnya suatu pernikahan. Tetapi
kemampuan untuk menerima sifat cinta yang berubah-ubah
akan membuat pasangan rileks saat menghadapi tekanan
yang menguji daya tahan setiap pasangan.
Pernikahan merupakan sebuah perjalanan atau
tahap-tahap cinta yang dapat diperkirakan sebelumnya.
Setiap tahap dibangun di atas tahap yang lain,
kemudian dibawa ke dalam cinta yang utuh.
a. Romantis. Merupakan tahap awal dimana
pasangan-pasangan melupakan individu dan identitas masing-masing dan
berusaha saling menyukai satu dengan lainnya serta menikmati
keindahan, kebahagiaan dan rasa memiliki.
b. Kekuatan Pergumulan. Tahap yang penuh dengan
ketegangan dimulai dari munculnya ketidakserasian da
perbedaan-perbedaan yang makin nyata.
c. Kerjasama. Pasangan-pasangan pada tahap ini
menyadari bahwa cinta lah yang terutama. Bukan melihat
luat tetapi melihat ke dalam pada diri masing-masing
pihak dan memilkul tanggung jawab atas masalah-masalah pribadi mereka.
d. Kebersamaan. Inilah tahap dimana ada rasa saling
menyatu dan saling memiliki sehingga mendatangkan rasa
aman.
e. Kreatifitas Bersama. Pada tahap ini irama keintiman
tiba pada pengembangannya. Masing-masing pasangan berkreativitas
bersama-sama mengembangkan suatu jaringan hubungan yang bermakna untuk
mendukung pernikahan dan memperdalam kebahagiaannya.
Membuat Cinta Bertahan Seumur Hidup
Cinta yang abadi tidak terjadi begitu saja, tetapi
harus dipelajari, dipratekkan dan diasah. Pernikahan
yang sukses adalah hasil dari dua orang yang bekerja
sama dan trampil untuk mengembangkan cinta mereka.
Berikut ini ada beberapa petunjuk untuk mengembangkan
pernikahan:
a. Memelihara Gairah. Beberapa strategi untuk
memelihara gairah :
1. Lakukan sentuhan yang bermakna
2. Rencanakan pengalaman-pengalaman yang saling membahagiakan. 3. Berikan
pujian kepada pasangan anda.
b. Memelihara Keintiman. Beberapa hal yang harus
diingat untuk memelihara keintiman.
1. Luangkan waktu bersama
2. Dengarkan dengan telinga ketiga
3. Praktekkan penerimaan tanpa syarat
c. Memelihara Komitmen. Untuk memelihara unsur
komitmen yang penting dalam pernikahan, ada beberapa
petunjuk yang dapat dijadikan sebagai referensi,
yaitu:
1. Hargailah tingginya nilai komitmen
2. Penuhilah kebutuhan-kebutuhan pasangan anda
3. Jadikan komitmen sebagai bagian dari keberadaan
anda
Komunikasi yang Baik
Komunikasi yang baik dibangun atas dasar "siapa kita"
baru kemudian "apa yang kita lakukan". Untuk menikmati komunikasi yang
baik dalam pernikahan, ada tiga sifat pribadi yang harus dimiliki,
yaitu kehangatan, ketulusan dan empati.
a. Kehangatan. Pasangan datang kepada kita dengan
sekumpulan kelemahan dan kekurangan yang tidak dapat diterima,
beberapa di antaranya sudah diketahui dan masih banyak yang belum
ketahuan. Abaikanlah kekurang tersebut demi keindahan yang ada di
balik itu. Kunci kehangatan adalah penerimaan. Daripada hanya menilai dan
menuntut, lebih baik kita menerima perasaan dan tindakan orang yang kita
cintai. Kehangatan memperkuat rasa percaya diri dan menahan dia agar tidak
mengubah kepribadiannya dan berpikir seperti yang kita inginkan.
b. Ketulusan. Ketulusan diekspresikan bukan dengan
kata-kata, tetapi dalam nada suara dan perilaku non
verbal, mata dan sikap tubuh kita. Seseorang dapat
menghujani pasangan dengan cinta tetapi bila tidak ada ketulusan cinta
itu akan hampa.
c. Empati. Contoh ilustrasi, "Cara terbaik untuk
mencegah agar kita tidak menginjak kaki pasangan kita
adalah dengan meletakkan diri kita di dalam sepatunya" ilustrasi ini
menggambarkan bahwa, Empati adalah melihat dunia dari pandangan
pasangan kita.
Perusak Pernikahan
Jika hendak menumbuhkan kebahagiaan dengan pasangan
kita, kita perlu menghindari racun dalam pernikah
sebagai berikut :
a. Mengasihi diri sendiri
b. Mempersalahkan orang lain. Ketidakbahagiaan dapat disebabkan oleh
kebiasaan yang cenderung selalu menyalahkan pasangan (salah satu
pasangan menjadi kambing hitam). Perlu diingat bahwa ketidakbahagiaan
tidak pernah disebabkan oleh satu orang, artinya bukan mencari "siapa yang
salah" tetapi "apa yang salah". c. Dendam. Bila kita terus memikirkan
kekecewaan, sakit hati dan kemarahan, kemudian mengingat-ingat perlakuan
yang tidak adil terhadap diri kita, akan menambah emosi dan menghancurkan
semangat untuk menumbuhkan kebahagiaan.
Apa yang Perlu Diketahui Setiap Suami Mengenai
Istrinya
Kebutuhan istri yang paling mendasar dalam pernikahan
adalah untuk dicintai, dimengerti dan dihargai.
a. Dicintai. Apa yang dapat dilakukan seorang suami
untuk menunjukkan cintanya kepada istrinya? Pikirkan
ungkapan "Aku Mencintaimu". Bagi beberapa pria merasa
tidak perlu untuk mengucapkan kata tersebut, tetapi
bagi seorang istri butuh (ingin mendengar) ungkapan
tersebut dari suaminya.
b. Dimengerti. Bagi wanita dimengerti berarti menerima
perasaan-perasaannya, misalnya mendengarkan, memahami dan
merepleksikan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh pasangan.
c. Dihargai. Menghargai istri berarti menghargai dan mendukung
keputusan-keputusan dalam memenuhi impiannya. Untuk memulainya, jangan
berusaha untuk mengubah atau memanipulasinya. Tetapi hormati kebutuhan,
keinginan dan nilai-nilai serta haknya. Akibat sikap menghargai ini,
seorang istri aka lebih bersikap santai dan terbuka.
Apa yang Harus Diketahui Istri Mengenai Suaminya
Kebutuhan suami yang paling mendasar dalam pernikahan
adalah dikagumi, memiliki otonomi dan menikmati
kegiatan bersama.
a. Dikagumi. Suami mengukur harga dirinya melalui apa
yang sudah dicapai, besar atau kecil hasil yang
dicapai membutuhkan pengakuan dari istrinya.
Pengaguman adalah bahan bakar yang dibutuhkan pria
untuk lebih maju karena memberikan kekuatan. Tetapi
perlu diingat, jangan pernah berpura-pura mengagumi
dengan kata-kata pujian. Sebaiknya agar pengaguman
istri benar-benar memiliki nilai, pujian itu harus
tulus tercermin dalam perasaan yang sesungguhnya.
b. Perlu Otonomi. Sebagian kebutuhan otonomi adalah
memberi ruang untuk suami (kebutuhan untuk
menyendiri). Ada istri mengeluh karena suami mereka
tidak segera menceritakan hal-hal yang dialami
suaminya apabila sampai di rumah sepulang dari kantor.
Tanpa menyadari suami ingin membaca koran atau
menyiram tanaman atau apapun yang dilakukan lebih
dahulu untuk menyegarkan pikiran mereka sebelum
memulai bercakap-cakap.
c. Kegiatan Bersama. Seorang pria membangun keintiman
dengan cara yang berbeda. Ia membina hubungan dengan melakukan
pekerjaan secara bersama-sama. Misalnya bekerja di kebun, melakukan
pekerjaan rumah, pergi nonton bersama istrinya. Suami menjadikan istri
sebagai teman. Hal ini sangat baik apabila istri ikut dalam kegiatan
bersama tersebut.
Kesalahan yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri
a. Mengkritik. Mengeluh itu baik, mengungkapkan
keluhan jenuh lebih daripada mendendam di dalam hati. Sepintas
tampaknya tidak ada perbedaan antara mengeluh dan mengkritik. Tetapi
perbedaannya sangat besar. Artinya, mengkritik lebih merupakan
tindakan yang menyerang kepribadian seseorang, misalnya menyalahkan dan
membuat sebuah serangan pribadi atau tuduhan. Sementara mengeluh adalah
suatu komentar mengenai sesuatu yang tidak diinginkan. Menerima sebuah
kritikan jauh lebih buruk daripada menerima suatu keluhan.
b. Menghina. Penghinaan adalah racun bagi hubungan.
Ketika penghinaan muncul, perasaan positif terhadap
pasangan akan lenyap.
c. Membela Diri.
d. Membisu. Membisu seringkali dianggap sebagai usaha
agar tidak membuat persoalan semakin buruk. Tetapi
mereka tidak menyadari bahwa membisu adalah tindakan
yang sangat berpengaruh. Tindakan tersebut menyatakan
suatu penghinaan, sikap dingin dan keangkuhan yang
bisa membuat pernikahan menjadi rapuh.
Bertengkar Dengan Baik
Tidak adanya konflik (konflik yang wajar) dalam rumah
tangga bukanlah tanda yang baik bagi pernikahan.
Pasangan yang menolak menerima konflik sebagai bagian
dari pernikahan akan kehilangan kesempatan untuk
secara kreatif menantang dan ditantang. Jadi konflik
adalah wajar dan tidak lagi selalu menggambarkan suatu krisis,
melainkan sebuah kesempatan untuk berkembang.
Bagaimana Cara Bertengkar Dengan Baik?
a. Jangan lari dari pertengkaran.
b. Pilihlah pertengkaran dengan hati-hati. Apabila
hendak marah karena dalam melaksanakan pekerjaan rumah
si pasangan tidak sesuai dengan keinginan kita, maka
pikirkan terlebih dahulu apakah marah itu perlu
dilakukan atau tidak.
c. Terangkan masalah dengan jelas. Ketika merasa
suasana memanas, mintalah pasangan supaya menjelaskan penyebab
pertengkaran tersebut sehingga masing-masing dapat memahami
masalahnya.
d. Nyatakan perasaan kita secara langsung. Memberikan tanggapan kepada
apa yang dilakukan pasangan jauh lebih baik daripada tidak memberikan
tanggapan untuk membela diri terhadap hal yang tidak membawa kemajuan.
e. Nilai Intensitas perasaan-perasaan kita. Hal tidak
seiman akan menimbulkan masalah, karena apa yang
dianggap penting oleh seseorang mungkin kelihatan
tidak penting bagi pasangan.
f. Berhenti Menghina.
Memelihara Jiwa Pernikahan
Kebutuhan dalam pernikahan bukanlah sekedar
kegembiraan, daya tarik dan kegiatan yang lebih
banyak, tetapi jauh dari semua itu pernikahan
membutuhkan kehidupan rohani. Setidaknya disiplin
kehidupan rohani akan membawa teman hidup berjalan
dari kehidupan biasa saja menuju ke kedalaman ibadah, pelayanan dan
doa.
a. Ibadah. Ibadah memiliki cara tertentu untuk
mengubah suatu hubungan. Ibadah bersama akan menjadi
suatu sarana untuk memelihara jiwa pernikahan.
Pasangan suami istri yang sering melakukan ibadah
bersama sepanjang hidup akhirnya akan memperbesar
kemampuan untuk saling mencintai.
b. Pelayanan. Dengan berbuat baik kepada orang lain
secara bersama-sama, akan membantu menumbuhkan
perasaan saling memiliki dan mensyukuri kebahagiaan
yang telah dinikmati secara bersama-sama.
c. Doa. Hal penting dalam berdoa adalah "mengucap
syukur". Setiap usaha yang kita buat untuk bersekutu
dengan Tuhan dalam doa bersama akan memelihara
hubungan dan jiwa pernikahan.
No comments:
Post a Comment